Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perempuan di Proyek Jumbo IKN, Awalnya Diremehkan, Kini Diandalkan

Namun, anggapan itu perlahan memudar ketika kita menelisik lebih dalam di proyek-proyek strategis nasional (PSN) yang tengah dikebut Pemerintah.

Ibu Kota Nusantara (IKN), contohnya. Proyek jumbo dengan status PSN berbiaya ratusan triliun ini, menempatkan perempuan di garda depan, dan sangat diandalkan.

Di KSO PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PP, dan PT Jaya Konstruksi Tbk (Jakon) yang menangani Jalan Tol IKN 3B Segmen KKT Kariangau-Sp Tempadung, terdapat 7 perempuan dari total 38 pekerja yang terlibat. Angka ini setara 15,91 persen. 

Sementara di proyek Sumbu Kebangsaan Sisi Timur Tahap I yang juga dikerjakan WIKA, terdapat 12 perempuan dari total 44 orang pekerja, atau ekuivalen 27,27 persen.

Adapun jumlah perempuan di proyek Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Tahap I yang ditangani KSO PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PP dan PT Markinah, terdapat sejumlah 7 orang dari total 30 pekerja, atau 23,33 persen.

Memang, secara persentase belum terlalu signifikan. Namun, peran mereka sangat diandalkan. Terutama dalam hal ketelitian, detail, dan penyelesaian tahap akhir.

Multimedia Designer PT PP Tbk Galang Sinu Susilo mengungkapkan, perempuan yang bekerja di proyek IKN, memiliki jiwa kepemimpinan, tangguh, tahan terhadap tekanan, disiplin, dan mau belajar.

"Termasuk dalam hal menerima masukan, kritikan, atau pun tuntutan harus bekerja tepat waktu. Mereka cenderung lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Itulah yang membuat mereka sangat bisa diandalkan," ungkap Galang kepada Kompas.com, Minggu (11/2/2024).

Hal senada diungkapkan Schedule Project Control KSO WIKA-PP-Jakon untuk proyek Jalan Tol IKN 3B Segmen KKT Kariangau-Sp Tempadung, Hermawan Syahirul Alim.

Awalnya diremehkan

Salah dua perempuan yang tergabung dalam proyek IKN adalah Savira Ratnadila dan Ayu Noviani. 

Keduanya masing-masing bekerja untuk KSO WIKA-PP-Jakon untuk proyek Jalan Tol IKN 3B Segmen KKT Kariangau-Sp Tempadung sebagai administrasi kontrak dan administrasi produksi.

"Awalnya kami diremehkan. Dianggap enggak bisa kerja. Itu awal-awal kami bekerja. Namun, kini, mereka (laki-laki) mulai bergantung sama kami, dan segan. Kami sekarang jadi andalan," ujar keduanya kompak.

Menurut Savira dan Ayu, kehadiran mereka bukan semata untuk mengisi keterwakilan perempuan, melainkan karena memang memiliki passion yang tinggi.

Mereka memiliki kompetensi, skill, pengetahuan, analytical thinking, dan daya tahan yang bahkan dalam beberapa kasus, di atas para pekerja laki-laki.

"Ini bukan karena kesetaraan gender hingga kemudian kami menuntut perlakuan anti-diskriminasi. Ini lebih dari itu, jangan menganggap kami perempuan, lantas diberikan keistimewaan atau priviledge. Kami itu punya kemampuan, perlakukan kami setara," cetus keduanya.

Pengambil keputusan

Tak hanya di kalangan kontraktor pelaksana, perempuan di tubuh organisasi Otorita IKN (OIKN) pun tak kalah signifikan perannya.

Pada posisi tertingi OIKN, keterwakilan perempuan sebanyak 27,27 persen direpresentasikan oleh kehadiran tiga srikandi pada level strategis pengambil keputusan.

Ketiganya adalah Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan Mia Amalia, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Myrna Asnawati Safitri, dan Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Silvia Halim.

Sementara secara total keterwakilan perempuan di struktur organisasi OIKN sebanyak 15,38 persen dari 52 pejabat.

https://ikn.kompas.com/read/2024/02/13/060000387/perempuan-di-proyek-jumbo-ikn-awalnya-diremehkan-kini-diandalkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke