Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Puncak Arus Mudik 5 April, 6.000 Pekerja IKN Diberangkatkan dari Pelabuhan Semayang

Kepala Kantor KSOP Kelas I Balikpapan Kapten Bharto Ari Raharjo mengungkapkan hal itu kepada Kompas.com, Sabtu (6/4/2024).

"Banyak juga pekerja konstruksi IKN yang menggunakan jasa Pelabuhan Semayang, sekitar 6.000 orang. Tujuan mereka terpecah, yakni Parepare di Sulawesi Selatan, dan Surabaya Jawa Timut," ungkap Bharto.

Sementara sebagian lainnya, menurut Bharto, diberangkatkan melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan dengan pesawat komersial, dan hercules.

Bharto menjelaskan, di Pelabuhan Semayang, puncak arus mudik telah terjadi pada Jumat (5/4/2024) malam dengan total 32.000 orang.

Angka ini meningkat 14 persen dibanding puncak arus mudik pada tahun 2023 lalu. Sementara secara harian atau day to day peningkatannya sekitar 23 persen.

Sementara prediksi pemudik yang berangkat pada Sabtu (6/4/2024) malam ini sekitar 800 orang dalam satu kali perjalanan kapal laut menuju Sulawesi yang dijadwalkan pada pukul 22.00 WITA.

Tak hanya pekerja konstruksi IKN, para pemudik yang pulang ke kampung halaman melalui Pelabuhan Semayang juga memiliki latar belakang beragam.

Mulai pekerja Refinery Development Master Plan (RDMP), pekerja perkebunan kelapa sawit, pekerja pertambangan batubara, dan lain sebaginya.

Calo tiket

Adapun terkait calo tiket, Bharto mengakui, memang masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

Karena hal ini tak terlepas dari budaya atau culture para pemudik yang masih memiliki paradigma "bisa beli tiket di lokasi" atau go show.

"Ini harus dipahami dan diantisipasi karena mengubah culture sangat sulit. Kebiasaan berangkat ke pelabuhan tanpa tiket, karena mereka berpikir pasti ada yang jual tiket," cetus Bharto.

Padahal, saat ini PT Pelni (Persero) dan operator lain telah menyiapkan pembelian tiket yang bisa diakses calon pemudik melalui laman resmi berbasis website dan aplikasi, dan agen perjalanan resmi.

"Nah, mereka yang kerap menjadi korban praktik percaloan itu ternyata bukan orang-orangtua, sebaliknya anak-anak muda. Padahal mereka punya gawai pintar atau smart phone tapi tidak menggunakannya dengan cerdas," cetus Bharto.

Kendati demikian, menurut Bharto, terdapat peningkatan pembelian tiket secara online ketimbang offline.

"Dan tahun ini mudah-mudahan berkurang, kami mengecek kesusuaian antara ID dan tiket. Mudah-mudahan teman-teman pemudik semua komitmen. Kami minta keterangan lebih lanjut, kalau tidak sesuai tidak boleh. Tapi kalau sesuai sementara tidak bawa ID, akan dibantu operator," tuntas Bharto. 

https://ikn.kompas.com/read/2024/04/06/164739087/puncak-arus-mudik-5-april-6000-pekerja-ikn-diberangkatkan-dari-pelabuhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke