Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Manisnya Keuntungan Bisnis Hampers, Bisa Bangun Rumah hingga Kios Baru

Oleh karena itu, bisnis parsel atau kini beken dengan sebutan hampers senantiasa hidup dan tak lekang zaman.

Di Balikpapan, contohnya. Sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) sekaligus superhub Kalimantan Timur, berbisnis hampers memiliki potensi mendatangkan banyak keuntungan.

Pemilik Tryada Craft Lili Komaryati mengatakan, market Balikpapan sangat besar. Permintaan terutama datang dari perusahaan-perusahaan, baik skala kecil maupun besar.

"Selain itu, secara individu atau pun keluarga-keluarga, mereka membutuhkan hampers untuk menjalin relasi, pertemanan, bisnis, sekaligus mempererat silaturrahim," ungkap Lili dalam perbincangan bersama Kompas.com, Jumat (15/3/2024).

Kendati Lebaran belum menjelang, pesanan hampers dengan beragam "isi" dan kemasan sesuai permintaan konsumen datang silih berganti melalui gawai Lili.

Hingga saat ini total sudah 50 paket yang masuk dengan rentang harga mulai dari Rp 175.000, Rp 250.000 hingga Rp 400.000.

Lili mengisahkan, mereka mengetahui Tryada Craft, sebagai spesialis kerajinan tangan daur ulang plastik dari platform media sosial.

Purwarupa bunga, dompet, clutch, totebag, dan lain-lain apparel perempuan yang terbuat dari plastik kresek, dan kain ecoprint menjadi keunggulan yang ditawarkan Tryada Craft.

Selain itu, hampers berupa seperangkat alat ibadah mulai dari tasbih, peci, mukena, Al-Qur'an mini, talycounter, sarung, juga difavoriti konsumen. Terutama kalangan kelas menengah.

Sejak menggeluti bisnis kriya pada 2014 dan hampers pada 2019 atau setahun jelang Covid-19, Tryada Craft telah menjadi leader bagi komunitasnya, Jemari Group yang terdiri dari tujuh perajin.

Bahkan, dari bisnis yang digelutinya secara mandiri dengan bengkel kerja (workshop) sederhana di Batu Ampar, Lili bisa membangun rumah baru.

Lokasinya persis di bawah rumah tua eksisting peninggalan mendiang sang suami. Praktis, dalam menjalankan bisnisnya, single mom yang murah senyum ini hanya dibantu oleh dua dari enam putra-putrinya.

Klien-klien Lili tak sembarang, di antaranya Astara dan Grand Jatra, dua hotel bintang lima. Kemudian perbankan, dinas-dinas pemerintahan, individu, mahasiswa, anak sekolah, bahkan orangtua-orangtua yang secara mendadak membutuhkan hasil karya Lili.

Awalnya, dia mengemas hampers dalam kemasan sederhana plastik mika dan kardus. Namun, seiring dengan tren yang tengah viral, Alvy kemudian memberanikan diri mengubah kemasan-kemasan konvensional menjadi lebih estetik dipandang.

"Besek adalah kekuatan produk saya. Kemasan ini terbuat dari bambu, ramah lingkungan. Ini lifestyle kalangan menengah modern ya yang memang sangat antusias dengan hal-hal berbau ramah lingkungan," ungkap Alvy kepada Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).

Alvy bercerita, kendati harus memesan melalui platform komersial daring dari Pulau Jawa dengan harga tak murah, namun demi memuaskan permintaan pelanggan, semua dilakukan.

Dia melakoni semua ini berdasarkan hobi dan memang senang melihat pelangganya puas dengan produknya.

"Saya rela mengeluarkan belanja modal lebih untuk mengkreasikan produk kuliner dengan standar kualitas tinggi, baik dalam rasa, kemasan, maupun pelayanan," imbuh Alvy yang membuka dapur sendiri di kawasan Sepinggan Pratama.

Berbeda dengan Lili, Alvy memiliki keistimewaan di sektor kuliner tradisional khas Minahasa. ayam woku, ayam rica, perkedel jagung, dan lain-lain adalah kekuatannya.

Hingga saat ini, jenama dagang UMKM "Nyonya Rempah" yang dirintisnya senantiasa menjadi opsi utama dari perbankan macam BNI, BRI, dan Mandiri, dan sejumlah perusahaan lainnya.

Tidak saja dalam hal hampers, juga penyediaan katering makan siang sehari-hari untuk para karyawan.

Bahkan, saat Covid-19 kurun 2021-2022, Alvy justru kebanjiran pesanan dari dua rumah sakit. Padahal, pada saat yang sama, banyak usaha sejenis gulung tikar.

Namun, Alvy memberanikan diri untuk menjadi "anti-mainstream". Justru dia dan sang suami mencari peluang melayani orang-orang yang memang tidak memiliki kemampuan memenuhi kebutuhannya akibat Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Puji Tuhan, dari bisnis hampers kuliner dan katering ini, saya punya tabungan dan berencana membuka kios baru. Rencananya buka di Balikpapan atau IKN. Kami sudah punya tanah di IKN," cetus Alvy.

Riset dan observasi

Adapun Barra's Kitchen yang didirikan oleh Devina Agustina, yang merupakan outlet oleh-oleh dan kuliner Balikpapan dengan spesialisasi creampuff, mulai mendiversifikasi usahanya di bidang hampers tahun ini.

Kenapa tertarik merambah bisnis hampers?

"Kami percaya diri masuk ke bisnis ini karena berbasis riset dan observasi. Bahwa produk-produk Barra's Kitchen bisa dijadikan sebagai hampers," ujar Devina kepada Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).

Barra's Kitchen, kata Devina, bukan sekadar menawarkan kudapan ringan creampuff, cinnamon roll, chicken pastry, melainkan konsistensi dalam mempertahankan rasa, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen.

"Saya pernah membuang vla (untuk creampuff) senilai Rp 2 juta. Memang bukan sesuatu yang murah. Tapi, kalau sudah tersimpan lama di kulkas, dan rasa berubah, itu tidak akan saya gunakan," ungkap Devina.

Oleh karenanya, dia menjamin, Barra's Kitchen selalu membuat produk dengan bahan-bahan yang terjaga, segar, baru, dan segera.

Mafhum jika kemudian banyak permintaan yang datang kepada Devina untuk juga merambah hampers jelang Lebaran atau Idulfitri 1445 Hijriah ini.

Di Barra's Kitchen saat ini sudah tersedia tiga macam hampers untuk ditawarkan kepada pelanggan dengan harga serentang Rp 250.000 hingga Rp 700.000. 

Adapun isian hampers terdiri dari crunchypuff, creampuff, dan cookies yang dikemas menarik eyes catchy dalam keranjang dominan warna emas dan kuning.

Kualitas dan kepercayaan konsumen

Satu benang merah bisa ditarik dari para pebisnis tangguh ini, bahwa kualitas dan layanan di atas segalanya.

Karena itulah Muhammad Ridwan, suami Devina, menekankan, konsumen adalah raja. Bagaimanapun rewel dan nyebelin-nya konsumen, harus dinomorsatukan.

Bisnis di bidang ini harus ketat dengan keteraturan, kepastian, dan tentu saja level of service yang tinggi.

Tak hanya itu, imbuh Ridwan, jika sebelumnya tidak merambah bisnis hampers, karena ada permintaan konsumen dan melihat peluang demikian prospektif, Barra's Kitchen pun merilis tahun ini.

Lili dan Alvy pun sepemahaman. "Jangan pernah menolak atau mengatakan tidak pada konsumen. Penuhi saja dulu permintaan mereka, baru kita cari bagaimana cara memenuhinya".

Bahkan Lili harus pontang-panting hingga ke Samarinda mencari cetakan bantal kecil untuk memenuhi permintaan Astara dan Grand Jatra Hotel.

Demikian halnya Alvy yang harus banting tulang mencari besek dan bahan baku ketika pasokan langka di pasaran. 

Teladan lain yang bisa dipetik dari perjuangan ketiga usaha ini adalah ketangguhan (resilience) dan liat dalam mencari peluang dalam kondisi apa pun.

Terbukti ketiganya mampu bertahan melewati krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 dengan cara, keistimewaan, dan keunggulan masing-masing.

https://ikn.kompas.com/read/2024/03/17/180641887/manisnya-keuntungan-bisnis-hampers-bisa-bangun-rumah-hingga-kios-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke