Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak Muda di Antara Kegelisahan dan Negosiasi Pembangunan IKN

YCC merupakan bagian dari rangkaian agenda Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVII Tahun 2024.

Mereka menumpahkan seluruh ide dan gagasan untuk menjawab keresahan dan kegelisahan selama ini akan pembangunan di kotanya masing-masing.

Terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), misalnya, selain menganggapnya sebagai kesempatan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas diri, mereka juga ingin dilibatkan dan suaranya didengar.

"Kami ingin ada negosiasi-negosiasi yang tidak hanya membawa kepentingan sendiri, juga kepentingan-kepentingan bersama. Kami ingin saling bersinergi, berkolaborasi, untuk menjawab permasalahan-permasalahan saat ini," ujar Daffa Nayudhistira, pemenang Best Performers YCC 2024 asal Depok, Jawa Barat.

Sebagai anak muda yang perduli pada pembangunan perkotaan, Daffa berharap Pemerintah juga memperhatikan risiko-risiko pembangunan di IKN.

Terutama masalah deforestasi yang terjadi saat ini, karena wilayah pengembangan IKN merupakan paru-paru dunia.

Menurutnya, risiko pembangunan dalam bentuk deforestasi harus diminimalisasi, walaupun hutan ditebang, tapi harus dipulihkan kembali.

"Kami membahas pembangunan IKN bersama teman-teman dari Kalimantan dan Apeksi, bagaimana merancang pembangunan ke depan, menyeragamkan visi, dan melakukan harmonisasi," tutur Daffa.

Selain itu, ia ingin sekali ada pemberdayaan pemuda di Kalimantan, agar nantinya kualitas dan kapasitas mereka setara dengan pemuda di Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya di seluruh Indoensia.

Sementara Alham Naufal Mahendra, pemenang Best Delegation asal Cimahi, mendesak pemerintah untuk menduplikasi pengelolaan sampah dengan menggunakan maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF).

Alham mengatakan, penggunaan maggot ini bisa mengurangi timbulan sampah, terutama sampah organik yang dihasilkan rumah tangga.

Budidaya maggot sangat bermanfaat untuk pengelolaan sampah, dan bisa mengurangi beban biaya pembuangan sampah.

Alham pun berharap pemerintah di seluruh Indonesia segera mengadopsi budidaya maggot yang selain dapat mengurangi timbulan sampah, juga dapat menggerakan ekonomi secara sirkular.

"Anak-anak muda bisa ikut diberdayakan dalam pengelolaan sampah ini yang ternyata bisa menghasilkan dan bernilai ekonomi. Metode organik ini juga berkelanjutan, maggot bisa dijual ke peternak sebagai pakan, dan kompos, berguna untuk menyuburkan tanaman dan bisa dijual ke petani. Ini ekonomi sirkular," terang Alham.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Balikpapan Ratih Kusuma menyambut baik ide-ide tersebut, yang menurutnya bisa menjadi solusi mengatasi berbagai masalah perkotaan.

ratih menekankan, hal ini akan menjadi masukan dan dari rekomendasi yang diberikan, kami di bidang pemudaaan akan melakukan sinergi dan kolaborasi.

Terutama yang terkait dengan IKN, mereka telah mendapat motivasi untuk memanfaatkan momentum yang ada.

"Kami  bersinergi, kolaborasi dalam IKN, mengajak mereka terlibat memasukkan saran terkait IKN. Mereka juga ada organisas-organisasi, dan program kita seragamkan, tentu saja kita bersinergi dengan Otorita IKN," imbuh ratih.

Lima nilai

Sedangkan Direktur Eksekutif Apeksi Alwis Rustam mengingatkan anak-anak muda dalam YCC ini bahwa kedekatakan dengan pemerintah tidak harus kehilangan kekritisan untuk memperbaiki kota masing-masing.

Menurutnya ada lima nilai yang harus dijaga oleh anak-anak muda, yakni pertama selalu menjadi winners, YCC harus mampu menggunakan momentum, untuk selalu mempersiapkan diri jika kesempatan datang.

Kedua YCC adalah leaders yang mampu mengelola diri sendiri sebelum mengelola orang lain.

Ketiga YCC bisa menjadi pemecah masalah atau problem solvers, dan bukan hanya bisa menambah tumpukan proposal ke pemerintah, tetapi menyumbangkan ide dan gagasan yang bisa menjawab permasalahan kota.

Keempat YCC harus bisa menjadi transformers secara jangka panjang. Oleh karena itu membutuhkan daya juang yang tinggi sebagai bekal untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya.

"Terakhir YCC menjadi fighters atau pejuang bagi keberlanjutan ide-ide, pejuang bagi pelaksanaan kata-kata, implementasi idealisme, dan jangan hanya bicara," tuntas Alwis.

https://ikn.kompas.com/read/2024/06/03/075241587/anak-muda-di-antara-kegelisahan-dan-negosiasi-pembangunan-ikn

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke