Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jokowi Nilai BPJS Lebih Baik Dibanding Obama Care, Tak Ada Lagi Defisit, Keluhan, dan Antrean

"Ini akan melengkapi pelayanan kesehatan di Nusantara dan di seluruh tanah air," ujar Jokowi. 

Jokowi menyinggung soal prestasi BPJS Kesehatan yang per Desember 2023 telah mencatat kepesertaan hingga 95,7 persen dengan total 267 juta orang.

Padahal, kisah Jokowi, pada kurun 2015-2016 sering sekali dia menggelar rapat dengan direksi BPJS Kesehatan.

"Saat itu urusannya defisit yang tidak pernah diselesaikan. Keluhan banyak, antre fasilitas kesehatan lama. Namun, itu dulu. Kini saya tidak pernah rapat lagi," ungkap Jokowi.

Setelah tahun 2020, Jokowi pun mengecek ke rumah-rumah sakit dan puskesmas-puskesmas, tidak lagi didapatinya antrean pendaftaran.

Menurutnya, perubahan pelayanan terjadi sangat drastis, dan yang penting tidak ada lagi defisit.

Oleh karena itu dia mengapresiasi prestasi BPJS Kesehatan saat ini. Dengan capaian-capaian tersebut, Jokowi pun bisa berbangga.

Kepala Negara membandingkan BPJS Kesehatan di Indonesia yang bisa berjalan dengan baik, sedangkan Obama Care di Amerika Serikat tidak.

"Setelah delapan tahun itu, memang beda. Di Amerika orang sakit langsung ke rumah sakit sehingga menjadi beban rumah sakit. Sementara di Indonesia, orang sakit rujukannya bisa dilakukan di puskesmas. Ke rumah sakit kalau kasusnya berat," imbuh Jokowi.

Selain itu, lanjutnya, BPJS Kesehatan bisa lebih sukses dibanding Obama Care karena bonus demografi Indonesia lebih banyak.

Sehingga beban BPJS Kesehatan menjadi lebih ringan dibanding Amerika Serikat. 

Eksosistem kesehatan

Kepala Otorita IKN (OIKN) Bambang Susantono mengharapkan, kehadiran JKN di Nusantara akan menambah fasilitas layanan publik dasar yang dibutuhkan masyarakat sekitar.

"Manfaat BPJS Kesehatan tentu juga harus dirasakan oleh masyarakat di wilayah Nusantara dan sekitarnya," terang Bambang.

Sedangkan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menjelaskan, layanan JKN per 1 Februari 2024 sudah dapat dinikmati oleh 267,8 juta peserta.

Hal ini tak lepas dari berbagai inovasi yang dikembangkan BPJS Kesehatan bersama dengan pemangku kepentingan terkait.

”Kami melaporkan sampai dengan saat ini, Indonesia sudah hampir selangkah menuju Universal Health Coverage (UHC) karena sebanyak 95,97 persen masyarakat sudah terlindungi akses layanan kesehatan melalui Program JKN," sambung Ghufron.

Sedangkan pada tahun 2023 lalu, jumlah pemanfaatan layanan peserta JKN di fasilitas kesehatan meningkat menjadi 606,7 juta, atau 1,6 juta pemanfaatan per hari.

"Hal ini merupakan bukti kehadiran negara dan masyarakat semakin percaya dengan BPJS Kesehatan dan semakin menyadari pentingnya jaminan kesehatan,” lanjutnya.

Nantinya, bangunan ini akan memiliki berbagai fasilitas seperti ruang kerja pegawai yang berkonsep open space, data center, serta fasilitas penunjang lainnya.

Desain fasad akan dibangun dengan memanfaatkan elemen pasif tropis sehingga dapat memanfaatkan sirkulasi udara alami setiap musim tanpa terpapar tampias air hujan dan panas matahari.

Hal ini membuat setiap ruang memiliki sistem pendinginan dan pencahayaan alami, sehingga mampu mengoptimalkan penggunaan energi.

Pembangunan kantor ini bukan hanya tentang fisik bangunan, namun juga sebagai langkah awal untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas yaitu optimalisasi program JKN.

https://ikn.kompas.com/read/2024/03/01/191934887/jokowi-nilai-bpjs-lebih-baik-dibanding-obama-care-tak-ada-lagi-defisit-keluhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke