Hal ini diutarakan Eman saat diskusi interaktif di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
"Dulu waktu saya terlibat pertama kali di IKN, itu yang menyebabkan kenapa IKN itu dibangun salah satunya adalah untuk menarik magnet penduduk dan ekonomi itu keluar dari Jawa, itu salah satunya sebenarnya," tutur dia.
Eman mengungkapkan, fenomena ini terjadi lantaran tingkat pergeseran ekonomi tidak dari Jawa ke Kalimantan, melainkan dari Jawa ke Sumatera terlebih dahulu.
Sebab, adanya konektivitas infrastruktur berupa jalan tol maupun sistem transportasi relatif lebih bagus.
Maka dari itu, Kalimantan ingin didorong dengan cara memaksa orang untuk melakukan pertumbuhan ekonomi di IKN.
Hingga saat ini, penduduk Indonesia bertambah 1,1 persen atau sebanyak 3 juta jiwa per tahun.
Diperkirakan lebih dari 70 persen penduduk tersebut bermukim di perkotaan, dimana 56,03 persen atau 152.788 juta jiwa bermukim di Pulau Jawa.
Lalu, masyarakat yang tinggal Sumatera diperkirakan sebanyak 21,71 persen atau setara 59.186 juta jiwa.
Kemudian, di Sulawesi sebanyak 20.077 juta jiwa atau mewakili 7,36 persen, dan Kalimantan sejumlah 6,17 persen atau 16.817 juta jiwa.
Sementara di Bali dan Nusantara diproyeksikan akan ada penduduk 15.140 juta jiwa atau 5,55 persen, serta sisanya di Maluku dan Papua 8.674 juta jiwa atau dalam persentase 3,18 persen.
https://ikn.kompas.com/read/2024/03/24/101822787/ikn-magnet-yang-menarik-ekonomi-dan-penduduk-keluar-dari-jawa