Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2024, 17:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber Antara

NUSANTARA, KOMPAS.com - Pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, hingga kini terus berlangsung.

Beberapa gedung strategis milik pemerintah pun sudah mulai dibangun dari mulai Istana Presiden, Istana Negara, hingga Kantor Kementerian Koordinator.

Selain itu, gedung sektor swasta yang dibangun investor pun tak kalah masif perkembangannya, seperti hotel, rumah sakit, dan fasilitas keuangan dan perbankan.

Di tengah pembangunan fisik yang tengah berlangsung di darat, pemerintah juga memberi perhatian khusus akan pengawasan kawasan laut.

Baca juga: IKN Bisa Tiru Sejong, Ibu Kota Kedua Korsel yang Dihuni 300.000 Orang

Kawasan laut IKN menjadi wilayah strategis lantaran merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang melewati Selat Lombok, Selat Makassar dan Laut Sulawesi.

Sebagaimana dilansir dari Antara, Rabu (6/3/2024), Provinsi Kalimantan Timur menilai posisi ALKI II sangat strategis untuk pengembangan perekonomian dan industri di provinsi itu.

Pasalnya, banyak aktivitas perekonomian berlangsung di jalur laut ALKI II, seperti keluar masuk kapal petikemas dari dalam maupun luar negeri, hingga kegiatan nelayan.

Karenanya, tidak heran jika Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto ingin meningkatkan pengawasan kawasan laut IKN, dengan mengerahkan pasukan TNI AL.

Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (28/2/2024), Agus menjelaskan rencananya membentuk markas-markas baru TNI dari tiga matra, yakni TNI AU, TNI AL dan TNI AD di wilayah IKN.

Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah meningkatkan status Pangkalan AL (Lanal) Balikpapan menjadi Pangkalan Utama AL (Lantamal) Balikpapan.

Baca juga: Amerika Serikat Dilibatkan dalam Lokakarya Sistem Pengadaan IKN

Lanal Balikpapan dipilih menjadi garda utama penjagaan laut IKN karena letaknya tidak jauh dari calon ibu kota, yakni berlokasi di pesisir Melawai.

Lanal Balikpapan menjadi satu dari beberapa lanal yang dinaikan statusnya menjadi lantamal (pangkalan utama angkatan laut) dan untuk beberapa lantamal selanjutnya menjadi komando daerah maritim (kodamar).

Pembinaan itu, dengan nomenklatur kodamar kelas A ada delapan lantamal dan enam lantamal menjadi kodamar kelas B.

Menyambut rencana itu, Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Muhammad Ali memastikan akan mendapuk Lanal Balikpapan menjadi Lantamal Balikpapan dalam waktu dekat.

Saat ini, masih dalam proses pembangunan lantamal dan markas besar agar nantinya seluruh personel utama TNI AL bisa bertugas di daerah itu.

Markas besar tersebut juga nantinya akan diisi oleh 793 prajurit. Mereka masuk dalam pemindahan prajurit tahap pertama yang direncanakan berlangsung sepanjang 2024.

Baca juga: OIKN Gelar Market Briefing untuk Calon Investor Nusantara

Dengan demikian, pada Juni 2024 mereka harus sudah mulai berkantor di sekitar IKN.

Tidak hanya pemindahan markas dan pengerahan personel, Ali memastikan akan menambah armada dan meningkatkan teknologi pengintaian di Lantamal Balikpapan dan lanal sekitarnya.

Hal itu dilakukan demi penjagaan jalur AlKI II yang dinilai Ali rawan. Nanti, kapal-kapal yang akan disiapkan juga bisa langsung sandar di Lantamal Balikpapan.

Langkah tepat

Meningkatkan status Lanal Balikpapan menjadi Lantamal Balikpapan demi pengamanan laut IKN dinilai sebagai langkah yang tepat.

Hal tersebut harus dilakukan demi memperluas kapasitas dan otoritas Lanal Balikpapan yang semula hanya sebagai pelabuhan AL menjadi pangkalan yang memiliki armada dan kekuatan tempur.

Baca juga: Groundbreaking Proyek Baru Direm, IKN Fokus Tuntaskan Topping Off

Pengamat militer dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan perairan ALKI II perlu dihadirkan kekuatan yang memiliki efek tinggi dan memiliki kemampuan reaksi cepat.

"Artinya, selain kapal kekuatan marinir, radar juga perlu tersedia dan terfasilitasi dengan baik agar tidak ada celah rawan di kawasan tersebut," kata Khairul.

Pengamat militer Alman Helvas Ali menilai peningkatan teknologi yang dimiliki AL menjadi hal yang paling penting untuk mengawasi laut IKN.

Salah satu teknologi yang harus dihadirkan adalah pengintaian kapal selam yang harus dimiliki TNI AL.

Jadi, hal itu adalah tantangan jangka panjang kita yang harus bisa mendeteksi pergerakan kapal selam di selat Makassar.

Baca juga: Iringi Kemajuan IKN, Jalan-jalan di Seluruh Kaltim Akan Dibuat Mulus

Kendala dalam mendeteksi aktivitas kapal selam asing di perairan Indonesia sudah menjadi persoalan sejak zaman lama.

Pekerjaan rumah tersebut harus diselesaikan oleh TNI AL dengan berbagai cara, salah satunya meningkatkan teknologi pengintaian dan memaksimalkan pengawasan di laut IKN.

Terlebih, ALKI II itu merupakan jalur yang ideal untuk perlintasan kapal selam.

Sinergi

Indonesia memiliki banyak lembaga yang berwenang untuk menjaga wilayah maritim. Mulai dari TNI AL, Polairud (di bawah Polri), Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Bea Cukai di Kementerian Keuangan, hingga Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Hanya, lembaga-lembaga tersebut acap kali tumpang tindih dalam melaksanakan tugas. 

Fenomena tumpang tindih kewenangan itu, lanjut pengamat militer Khairul, membuat koordinasi antara beberapa lembaga dalam melakukan penjagaan tidak dibangun secara maksimal.

Baca juga: AHY Yakin IKN Tak Akan Mangkrak

Hal itu juga tampak pada tumpang tindih antara TNI AL dan Bakamla yang kerap terjadi.

Kenyataan ini yang harus segera diselesaikan supaya tidak ada masalah dalam konteks pengamanan IKN.

Oleh karena itu, seluruh lembaga yang bertugas melakukan penjagaan laut Indonesia harus memiliki batas tugas yang jelas.

Dengan kerja sama antarlembaga yang terjalin dengan baik, serta peningkatan kualitas prajurit dan teknologi di setiap pangkalan, maka penjagaan wilayah maritim Indonesia bisa berjalan dengan maksimal, terlebih dalam menjaga kawasan maritim di sekitar IKN.

  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com