Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IKN Rawan Pertempuran Hegemoni China dan AS, BRIN Kaji Pemanfaatan AI

Kompas.com - 07/03/2024, 10:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkaji pemanfaatan kecerdasan buatan untuk digunakan dalam sistem pertahanan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisal dan Keamanan Siber BRIN Anto Satriyo Nugroho mengatakan, kecerdasan buatan memiliki peranan sangat penting sebagai salah satu pertahanan cerdas bagi keamanan bangsa dan negara, terutama di kawasan IKN.

Dilansir dari Antara, Kamis (6/3/2024), Anto mengungkapkan, ada tiga peran strategis kecerdasan buatan bagi pertahanan.

Pertama, alat yang bisa membantu memberikan keputusan dalam tata kelola organisasi, manajemen personal, manajemen anggaran, dan manajemen logistik.

Baca juga: Akhir Tahun, Pasokan Readymix di Rusun ASN 2 dan 3 IKN Beres

Peran kedua adalah sistem informasi operasional militer. Lalu, peran ketiga berfungsi sebagai tools bagi penerapan teknologi sistem senjata.

Meski punya peran yang besar dan penting, imbuh Anto, penetrasi koneksi internet yang meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia menjadi salah satu ancaman bagi keamanan.

"Pertumbuhan tingkat penetrasi internet di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini hampir 79,5 persen jumlah penduduk Indonesia sudah terkoneksi internet,” ucapnya.

BRIN memandang IKN yang berlokasi di Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, memunculkan tantangan dalam perencanaan strategi pertahanan.

Menurut Anto, IKN memiliki karakteristik geografi militer dengan faktor-faktor fisik, seperti relasi spasial, bentang wilayah darat, serta karakteristik perairan pesisir dan laut, yang berbeda dengan Jakarta.

Baca juga: Viral Video Warga Marah akibat Pekerja RDMP Lawan Arus, Pertamina: Akan Ditindaklanjuti

"Hal itu memungkinkan ancaman terhadap keamanan IKN juga berubah dan bahkan berlipat ganda," ujarnya.

Sementara, Direktur Pengkajian Hankam dan Geografi Lembaga Ketahanan Nasional Rolland Waha menambahkan, konsep pertahanan Indonesia harus mengikuti kondisi geografis di Indonesia yang nantinya akan menentukan alat utama sistem senjata yang diperlukan.

Rolland menegaskan konsep pertanian tidak bisa memaksakan kondisi di negara lain.

“Desainlah pertahanan cerdas berdasarkan apa yang kita miliki, bukan orang lain yang miliki,” usulnya.

Baca juga: Groundbreaking Proyek Baru Direm, IKN Fokus Tuntaskan Topping Off

Lebih lanjut Rolland menambahkan, IKN menjadi rawan bila ada pertempuran hegemoni antara Amerika Serikat dengan China, terutama di sekitaran wilayah Indonesia.

Dia menekankan pergelaran pertahanan Indonesia harus melihat posisi gelar Amerika Serikat dan China.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com