Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2024, 14:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan salah satu hotspot keanekaragaman hayati di Indonesia dengan tingkat endemisitas tinggi.

Betapa tidak, di sini terdapat 3.889 spesies dalam radius 50 kilometer dari IKN. 

Dari jumlah tersebut, di antaranya 168 spesies adalah mamalia, 454 spesies burung, dan 206 spesies herpetofauna (reptil dan amfibi).

Kemudian 1.369 spesies ikan, 735 spesies tumbuhan, lebih dari 3.000 spesies serangga, dan 5 spesies arakhnida.

Baca juga: Siapa Dua Investor Malaysia yang Tertarik Bangun Apartemen di IKN?

Selain itu, terdapat 440 spesies yang masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Ini menunjukkan bahwa spesies-spesies tersebut dalam kondisi rentan dan terancam punah serta membutuhkan upaya konservasi.

Oleh karena itu, Otorita IKN merilis Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) IKN.

Ini diluncurkan sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kekayaan alam dan mencegah kepunahan spesies di wilayah ibu kota negara baru.

Baca juga: Dua Bulan, Pembangunan IKN Telan Anggaran Rp 2,3 Triliun

Ada beberapa poin penting dari rencana tersebut, seperti melibatkan pakar lingkungan hidup, melakukan pemetaan ekosistem dan spesies kritis di wilayah IKN, menerapkan mitigasi khusus terhadap ekosistem dan spesies kritis.

Kemudian, rencana aksi tersebut juga mencakup identifikasi habitat sensitif sebelum pembukaan lahan untuk pembangunan, memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas kepada para pemangku kepentingan terkait pengelolaan keanekaragaman hayati, menerapkan pembangunan yang peka terhadap satwa liar.

Selanjutnya, mencegah pembukaan lahan/penebangan pada musim kritis perkembangbiakan fauna dan menganalisis kesesuaian habitat bagi flora/fauna yang akan dipindahkan.

Tak hanya itu, rencana pengelolaan kehati ini juga mencakup melestarikan pohon-pohon, menandai lokasi jalur satwa liar dan memastikan kelancaran pergerakannya, menyediakan ekosistem yang mendukung bagi burung dan satwa liar, serta melakukan reboisasi dan restorasi ekosistem yang terdegradasi.

Baca juga: Hunian Pekerja Konstruksi di IKN Gunakan Teknologi Mobox, Ini Keunggulannya

OIKN pun akan terus berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dan kehati di tengah pembangunan IKN.

Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Otorita IKN Pungky Widiaryanto menegaskan, ke depan seluruh pembangunan fisik di IKN harus mengacu pada Rencana Induk Pengelolaan Kehati.

"Selain tentu saja, harus sesuai juga dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)," ujar Pungky kepada Kompas.com, Senin (25/3/2024).

Pembangunan fisik yang dimaksud adalah pembangunan infrastruktur, hunian vertikal, hunian horisontal, area komersial, hotel, perkantoran, rumah sakit, dan fasilitas penunjang lainnya.

OIKN berharap dengan menerapkan rencana aksi mitigasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati ini dapat mendukung pembangunan IKN sebagai kota hutan berkelanjutan dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan konservasi keanekaragaman hayati nasional dan global.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com