Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2024, 16:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

NUSANTARA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan memastikan, penerapan material konstruksi hijau (green material) pada pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dapat mengurangi emisi karbon.

"Pembangunan IKN yang didasarkan pada prinsip pengurangan risiko terhadap perubahan iklim dan bencana, telah menerapkan salah satu aspek kunci dalam mendukung penerapan kebijakan rendah emisi atau net zero emission," ujar Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto, dilansir dari Antara, Selasa (23/4/2024).

Iwan menjelaskan, hal tersebut dilakukan dengan memprioritaskan penggunaan material bangunan dengan konsumsi energi dan jejak karbon rendah (low embodied carbon) yang berasal dari sumber-sumber lokal atau hasil daur ulang.

Baca juga: Kantor Prabowo di IKN Dilengkapi Hutan Kota, Dijamin Lebih Hijau

Selain itu, dengan menggunakan material dan teknologi yang memiliki dampak lingkungan positif atau dengan tingkat kerugian minimum.

"Pemindahan ibu kota negara dapat memberikan dampak pengurangan emisi karbon di Kalimantan Timur sebanyak 18 persen,” imbuhnya.

Hal ini, secara tidak langsung dapat mengubah struktur ekonomi wilayah tersebut. Dari sebelumnya lebih cenderung kepada ketergantungan ekonomi terhadap sumber daya alam, menjadi kebergantungan ekonomi terhadap pelayanan dan jasa.

Material konstruksi hijau

Menurutnya, beberapa produsen material konstruksi telah mengembangkan teknologi produknya agar dapat memenuhi kriteria material konstruksi hijau (green material).

Artinya, proses pembuatan material konstruksi dan komponen/bahan yang digunakan memiliki dampak lingkungan lebih baik dibandingkan material biasa/konvensional.

Baca juga: Kunjungi IKN, Dubes Inggris Dukung Konsep Kota Hutan dan Netral Karbon

Sejumlah material konstruksi hijau saat ini telah dikembangkan oleh perusahaan dalam negeri dan telah digunakan pada pembangunan di IKN.

“Seperti produk semen hidraulis yang memiliki kadar klinker lebih rendah yang membuat emisi karbon yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan semen konvensional,” ujar Iwan.

Kemudian, cat dengan komponen kimia/senyawa volatile organic compound (voc) yang rendah dan mengandung bahan nabati juga mampu mengurangi keseluruhan jejak karbon.

Pemanfaatan dan penggunaan material konstruksi hijau pada proyek pekerjaan bangunan gedung, menurutnya, dapat berguna untuk menekan jumlah emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan dari sektor bangunan gedung dan perumahan.

"Konsep Kota Hutan Cerdas (Smart Forest City) di IKN diharapkan dapat lebih lanjut mendukung upaya pengurangan emisi karbon,” ungkapnya.

Baca juga: Nusantara Fair 2024 Digelar 3 Hari, Ada Showcase Teknologi, Konservasi, dan Budaya

Melalui implementasi konstruksi berkelanjutan yang salah satu kriterianya adalah dengan penggunaan material konstruksi ramah lingkungan, yang sejalan dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan.

Sebagai informasi, Lampiran UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Rencana Induk IKN menyatakan bahwa prinsip dasar pengembangan kawasan dalam IKN didasarkan pada prinsip pembangunan IKN yang mengedepankan alam, teknologi, dan keberlanjutan lingkungan.

“Perencanaan IKN dijalin dengan konsep berkelanjutan untuk menyeimbangkan ekologi alam, lingkungan terbangun, dan sistem sosial secara harmonis,” terangnya.

Selain itu, prinsip dasar pengembangan IKN juga menjaga kemungkinan buruknya dampak urbanisasi serta cuaca ekstrem yang dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana, seperti banjir dan kekurangan air baku.

Oleh karena itu, prinsip dasar pengembangan Kawasan IKN akan memadukan tiga konsep perkotaan, yaitu IKN sebagai kota hutan (forest city), kota spons (sponge city), dan kota cerdas (smart city). 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com