Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedah Spek Autonomous Rail Transit, Transportasi Masa Depan IKN

Kompas.com - 09/03/2024, 12:34 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terus memastikan pembangunan kereta otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Menurut Budi, penggunaan ART di IKN adalah lompatan implementasi teknologi transportasi masa depan, yakni kereta tanpa rel.

"Saya lihat pembangunannya berjalan sesuai rencana,” ujar Budi saat meninjau lokasi ART di IKN beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, ART yang dioperasikan di IKN akan menggunakan baterai yang disubstitusikan dengan marka jalan dan magnet.

Baca juga: 80 Persen Perjalanan di IKN Berbasis Transportasi Publik

Satu set ART terdiri dari dua gerbong, dengan total kapasitas penumpang sebanyak 324 orang.

Sementara kecepatan operasionalnya 40 kilometer per jam dan maksimal 70 kilometer per jam.

Nantinya, kereta tersebut beroperasi di kawasan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur dan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat, dengan tahap pembangunan rute dilakukan dalam dua fase.

Adapun panjang jalur ART Fase I sekitar 1,2 kilometer, sedangkan panjang jalur Fase II adalah mencapai 5,2 kilometer.

Saat beroperasi nanti, jalur dan halte ART akan berbagi dengan Bus Rapit Transit (BRT).

Menurut Budi, saat ini pembangunan ART berjalan sesuai rencana.

Untuk diketahui, berdasarkan informasi dari laman resmi China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC), kereta otonom pertama kali dikembangkan oleh CRRC pada 2017.

Baca juga: Eks Bos MRT Jakarta Pimpin Tim Asistensi Ahli Transportasi IKN

Moda transportasi tersebut diperkenalkan pada Oktober 2017 di Kota Zhuzou, Provinsi Hunan, dan mulai beroperasi pada 2018.

Satu trainset kereta otonom terdiri atas tiga kereta dengan kapasitas hingga 300 orang.

Sementara itu, satu rangkaian kereta dengan lima gerbong disebut dapat menampung hingga 500 penumpang.

Kereta otonom beroperasi di jalan raya seperti kendaraan bermotor lainnya melalui lintasan virtual yang telah ditentukan sebelumnya pada sistem.

Kereta ini memiliki kecepatan maksimum mencapai 70 kilometer per jam. Memiliki sensor dan radar pada seluruh sudutnya yang memungkinkan pengoperasian tanpa awak (driverless).

Sensor-sensor tersebut juga berfungsi untuk mengidentifikasi lintasan virtual serta memantau kondisi jalan.

Baca juga: Wujudkan Transportasi Ramah Lingkungan di IKN, Bluebird Koordinasi dengan Otorita

Kereta otonom dilengkapi dengan sistem persinyalan yang dirancang untuk memprioritaskan kereta pada jalan raya.

Kereta otonom akan memberikan instruksi ke lampu lalu lintas 100 meter sebelum mencapainya untuk menyesuaikan pergerakan lalu lintas dan memprioritaskan Kereta Otonom melintas tanpa halangan.

Moda transportasi berbasis listrik yang disalurkan melalui baterai ini dalam praktiknya, dilengkapi oleh perangkat pengisian daya cepat (fast charging) yang terdapat di setiap stasiun pemberhentian.

Daya pengisian maksimum kereta otonom mencapai 1.000 Ampere. Dengan pengisian daya selama 10 menit, kereta otonom buatan CRRC disebut dapat menempuh jarak mencapai 25 kilometer.

Sementara itu, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN (OIKN) Mohammed Ali Berawi memastikan uji coba kereta otonom ini akan dilakukan tahun 2024.

Seperti diketahui, IKN dirancang untuk menjadi kota pintar dan bebas dari penggunaan energi fosil.

Karena itu, kendaraan yang akan digunakan di IKN nantinya berupa taksi terbang dan kendaraan listrik ramah lingkungan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com