Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jaringan Pipa Transmisi Kerap Bocor, PTMB Minta Pemkot Tinjau Ulang Izin Bangunan

Keluhan mereka disampaikan via akun media sosial Instagram PTMB yang mengunggah kronologi dan penyebab berhentinya operasional sementara seiring perbaikan Jalur Pipa Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Km 8.

Warga pun menyampaikan keluhan, bahkan beberapa di antaranya sumpah serapah, bahwa penyebab tak mengalirnya air baku adalah masalah klise yang terjadi sejak lama.

Akun @ha.na.fi90 menulis:

"Sudah ku perkirakan bos, sebulan minimal sekali ada perbaikan pipa bocor. Level air waduk belum mencukupi untuk mengaliri 100%. Ada lagi daerah yg tinggi tekanannya gak kuat ngalirin airnya. Itu pasti alasannya dari dulu. Yg jadi pertanyaan saya, itu kan masalah sudah ada dari zaman dulu, lalu apa langkah perbaikan nya itu apa? Pelanggan bayar tiap bulan itu lari kemana aja sih uangnya. Masa dikomplain terus tapi gak dapat perbaikan, ada rasa malu dan menyesal gak sih kalian ini manajemen pe-de-a-em".

Tak hanya Hanafi, warga Gunung Bakaran Ideham Halid pun mengaku kesal bukan kepalang. Hal ini lantaran bisnis pencucian baju (laundry)-nya terganggu.

"Pagi-pagi sudah ke laundry dengan harapan air mengalir. tapi ternyata belum. Ini bikin urusan jadi hectic, cucian menumpuk," serapah Ideham kepada Kompas.com, Rabu (21/2/2024).

Menurut Ideham, jika penyebabnya sudah diketahui, kenapa perbaikan tidak dilakukan menyeluruh.

"Seharusnya ada upaya-upaya preventif dan juga mitigasi menyeluruh. Ini dari dulu masalahnya pipa bocor, pipa aus, dan lain-lain," cetusnya.

Padahal, Ideham merupakan pelanggan yang tak pernah menunggak tagihan. Setiap bulan, dia membayar sekitar Rp 400.000-Rp 500.000 untuk bisnis laundry-nya, dan Rp 600.000 untuk rumah tangganya.

"Kami selalu dikejar membayar kewajiban, tapi hak-hak kami diabaikan," imbuh dia lagi.

Terkait hal ini, Direktur Operasional PTMB Anang Fadliansyah memberikan konfirmasi bahwa memang telah terjadi kebocoran pipa transmisi air baku jalur IPAM Kampung Damai Km 8, pada Selasa (20/2/2024).

"Karena penanganan inilah akibatnya IPAM Kampung Damai ikut stop beroperasi sementara waktu," tutur Anang kepada Kompas.com.

Kendati demikian, dia memastikan aliran air akan pulih kembali seperti sediakala pada Kamis (22/2/2024) besok.

Hal ini karena kawasan terdampak kebocoran pipa transmisi air baku memiliki topografi lahan berbeda.

Ada yang berada di dataran tinggi, sehingga menyulitkan perbaikan dan membutuhkan waktu lebih lama untuk normalisasi.

Untuk diketahui, daerah pelayanan yang mengalami gangguan IPAM Kampung Damai meliputi Balikpapan Selatan, Balikpapan Kota, Sebagian Balikpapan Tengah dan Balikpapan Barat dimulai dari Simp.Tiga Kp. Damai, Komp. Bank Duta, Perum. Pos & Giro, Komp. BDS, Komp. BDI, Komp. PLN Pikitring Ring Road, Gg. Mex, Gg. Teratai, Gg. PLN, Gg. Sampurna, dan Gg. Orienz.

Kemudian Simpang Tiga Jl. MT. Haryono, Stalkuda, Gn. Bakaran, Bpp. Permai, Ps. Baru, Markoni, Klandasan, Pelayaran, Prapatan, Jl. Melati, Telogorejo, Bhayangkara, Cendrawasih, Dondang, Gn. Malang, Belakang Toko Utama, Gn. Malang Radar, Auri, Marbo, Siaga, Markoni Auto 2000, Gn. Guntur, Gn. Rambutan, Gn. Kawi, Kr. Rejo, dan Kp. Damai (Al Makmur).

Selanjutnya Komp.Telkom, Terminal Tangki PDAM, Gg. Agung Tunggal, Komp. Bpp Baru, Sebagian Daun Village, Muara Rapak, Kr. Anyar, Pdn. Sari, Pdn. Wangi, Kebun Sayur, Semoi, Kp. Baru Tengah, Jl. 21 Januari, Sepaku dan sekitarnya.

Pipa tua

Lebih jauh Anang mengungkapkan, ada banyak faktor yang memicu kerap terjadinya kebocoran pipa transmisi.

Di antaranya adalah usia pipa yang sudah tua, yakni 26 tahun. Kemudian jalan inspeksi di sekitar jalur pipa transmisi yang sudah banyak beralih fungsi menjadi perumahan, bangunan komersial, dan lain-lain.

Selain itu, jalur IPAM sering dilintasi kendaraan berat dengan tonase melebihi ambang, sehingga membawa tekanan kuat pada pipa transmisi yang berada di bawahnya.

Oleh karena itu, dia meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan untuk meninjau ulang perizinan yang dikeluarkan atas bangunan-bangunan yang ada di sepanjang jalur pipa transmiri sepanjang 13 kilometer tersebut.

"Atau bila perlu, kami meminta Pemkot Balikpapan, menjadikan jalur pipa transmisi ini sebagai obyek vital daerah sehingga bebas dari segala macam gangguan," tegas Anang.

PTMB sendiri, aku Anang, telah mengupayakan berbagai langkah preventif dan mitigasi strategis terkait hal ini.

Terutama yang sedang dan akan terus dilakukan adalah pemasangan valve (katup) air yang merupakan komponen mekanis dan berfungsi untuk mengontrol aliran fluida (cairan atau gas) dalam sistem perpipaan.

Katup dapat membuka, menutup, atau mengatur aliran fluida dan gas dalam berbagai tingkat, tergantung pada kebutuhan aplikasi

"Pipa transmisi ini kan juga mengalami jenuh udara. Jadi, upaya preventif kami adalah melakukan pemeriksaan pipa secara kontinyu," terang Anang.

Selain itu, pihaknya juga memonitor kapasitas instalasi secara berkala dalam jaringan atau online sehingga apabila terjadi anomali air, dari sebelumnya 8.000 meter kubik per hari turun jadi 2.000 meter kubik per hari, misalnya, dapat terdeteksi secara cepat dan real time.

"Para supervisor kami akan segera turun ke lapangan dan melakukan perbaikan," tambahnya.

Adapun untuk penggantian atau peremajaan jaringan pipa transmisi secara menyeluruh, PTMB tengah menyusun dan melakukan pratinjau Detail Engineering Design (DED) yang akan tuntas dalam waktu dekat.

DED ini mulai disusun sejak tiga tahun lalu dan akan segera disampaikan kepada Pemkot Balikpapan dan juga Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Kementerian PUPR.

Mengenai kebutuhan dana untuk peremajaan pipa disusun peremajaan jaringan pipa transmisi, Anang menyebut kurang dari Rp 100 miliar.

"Sumber pendanaan bisa diadakan secara kolaboratif bersama Pemkot dan BWS," tuntas Anang.

https://ikn.kompas.com/read/2024/02/21/160000587/jaringan-pipa-transmisi-kerap-bocor-ptmb-minta-pemkot-tinjau-ulang-izin-bangunan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke