Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2024, 13:31 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Kondisi toilet Rest Area sebagai tempat persinggahan antara menuju Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak berfungsi seluruhnya.

Dari pantauan Kompas.com, pada Kamis (8/2/2024), di bagian toilet pria terdapat 12 bilik. Hanya 3 yang berfungsi, sisanya tidak bisa digunakan.

Lima kloset yang mencakup 3 kloset jongkok berkerak, dan kotor. Sementara dua kloset duduk juga bermasalah dengan flush yang macet.

Baca juga: Bersisian dengan Hutan Lindung, Tol IKN 3B-2 Dilengkapi Jembatan Satwa

Kemudian terdapat lima urinoir, tiga berfungsi dengan baik dua lainnya bermasalah dengan flush yang macet.

Sementara kondisi air yang mengalir dari keran, keruh kecoklatan. Selain itu, aroma pesing menguar kuat di udara.

Kondisi toilet rest area IKN, Kalimantan Timur, pada Kamis (8/2/2024). Terdapat 5 urinoir dan 12 bilik namun yang dapat digunakan hanya beberapa dengan air berwarna kecoklatan.KOMPAS.com/ADITYA MAHENDRA Kondisi toilet rest area IKN, Kalimantan Timur, pada Kamis (8/2/2024). Terdapat 5 urinoir dan 12 bilik namun yang dapat digunakan hanya beberapa dengan air berwarna kecoklatan.
Bagaimana toilet perempuan? 

Dari pantauan Kompas.com, kondisinya tidak lebih baik dari toilet pria. Tak dilengkapi tisu sebagaimana terdapat di toilet-toilet standar fasilitas publik lainnya.

Padahal, pengunjung yang memanfaatkan toilet ini dipungut biaya sekitar Rp 2.000 untuk aktivitas buang air kecil (BAK) dan Rp 5.000 untuk buang air besar (BAB).

Jadi, bagi Anda yang berkeinginan untuk berkunjung ke Titik Nol IKN namun jeda sejenak di Rest Area, kami sarankan membawa tisu kering, tisu basah, dan juga air bersih dalam kemasan.

Baca juga: Penginapan, dan Rumah Makan di Sepaku Menjamur, PPU: Belum Ada Izin

Bergeser ke area di mana terdapat tenant-tenant sebagai sentra UMKM dan kuliner, tampak kotor.

Debu menyelimuti meja-meja dan kursi-kursi. Sampah menumpuk tak diangkut, padahal jarum jam di tangan telah menunjukkan pukul 17.15 WITA. 

Kondisi toilet rest area IKN, Kalimantan Timur, pada Kamis (8/2/2024). Terdapat 5 urinoir dan 12 kamar kecil namun yang dapat digunakan hanya beberapa dengan air berwarna kecoklatan.KOMPAS.com/ADITYA MAHENDRA Kondisi toilet rest area IKN, Kalimantan Timur, pada Kamis (8/2/2024). Terdapat 5 urinoir dan 12 kamar kecil namun yang dapat digunakan hanya beberapa dengan air berwarna kecoklatan.
Kemudian, baru sebagian di sisi barat yang terisi tenant, sementara sisi timur masih kosong.

Kendati demikian, kehadiran Rest Area ini membawa dampak bagi para pedagang yang membuka kiosnya di sini.

Baca juga: Kabar Terbaru Bandara VVIP IKN, Lahan 22 Warga Belum Dibebaskan

Yoehana Fitria Ika Nuraenie contohnya. Perempuan berhijab ini membuka kios Ginger Cafe 120. Omset sehari bisa mencapai kisaran Rp 700.000-Rp 800.000.

"Saya berjualan kopi, air mineral, minuman ringan lain, es buah, dan makanan seperti mie instan," ujar Yoehana kepada Kompas.com.

Kondisi kloset duduk di toilet pria Rest Area Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Kamis (8/2/2024), berserk dengan flush tak berfungsi.KOMPAS.com/ADITYA MAHENDRA Kondisi kloset duduk di toilet pria Rest Area Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Kamis (8/2/2024), berserk dengan flush tak berfungsi.
Omset ini tidak harus dipotong biaya sewa ruang, karena Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) belum menetapkan tarif sewa.

"Iya hingga saat ini saya masuk sini free. Tetapi harga jual makanan dan minuman tertentu sudah dipatok OIKN. Kecuali hand made," imbuhnya.

Baca juga: IKN Membawa Cuan dan Kesejahteraan bagi Pemilik Kos-kosan dan Rumah Makan

Untuk diketahui, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) membangun rest area sebagai sentra UMKM lokal dan kuliner bagi pengunjung yang datang ke Titik Nol IKN.

Rest area dibangun sebagai wadah pemasaran, meningkatkan kapasitas, dan menghidupkan UMKM lokal.

Toilet Rest Area Ibu Kota Nusantara (IKN)KOMPAS.com/ADITYA MAHENDRA Toilet Rest Area Ibu Kota Nusantara (IKN)
"Produk UMKM lokal itu bukan saja berupa makanan atau jajanan tetapi juga suvenir serta lainnya," ujar Alimuddin.

UMKM lokal yang dilibatkan terutama berasal dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan hingga kini telah ada sebanyak 20 UMKM yang mengisi rest area tersebut. UMKM tersebut juga telah dibuatkan tempat masing-masing.

Baca juga: Kondisi Terkini Jalan Bypass Pasar Sepaku, Pengurai Macet Menuju IKN

“UMKM itu kita tempatkan di situ, kita bina ini dan kita juga berikan tempat yang cukup bagus. Sehingga para pengunjung disajikan makanan khas. Jadi UMKM jalan dan pariwisata juga jalan," kata Alimuddin.

Produk makanan yang dijual harus sudah dilengkapi dengan label halal, kebersihan hingga kualitasnya terjamin, memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) juga sertifikat Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

Sampah teronggok di Rest Area Ibu Kota Nusantara (IKN) KOMPAS.com/ADITYA MAHENDRA Sampah teronggok di Rest Area Ibu Kota Nusantara (IKN)
Selain itu, tambahnya, semua kendaraan atau mobil milik pengunjung harus parkir di rest area.

Sementara, untuk mengakses Titik Nol, OIKN menyiapkan satu unit bus listrik non Bahan Bakar Minyak (BBM) fosil. Harapannya ini dapat menjadi percontohan, penggunaan kendaraan ramah lingkungan tanpa BBM di IKN.

“Rest area itu diadakan karena untuk faktor keamanan, jadi tidak boleh lagi ada kendaraan yang masuk kecuali kendaraan proyek. Hal ini, karena makin masifnya kegiatan proyek pembangunan IKN,” kata Alimuddin.

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com