NUSANTARA, KOMPAS.com - Pembangunan Istana Negara sebagai infrastruktur dasar Batch I terus dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Konstruksi bangunan yang ada di Kawasan Istana Presiden ini menunjukkan perkembangan signifikan dengan mencapai level 67-68 persen.
Jelang target tuntas Juni 2024 dan uji coba Juli 2024, pekerjaan yang tengah digenjot saat ini adalah penataan interior, arsitektural, pemasangan mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP), penataan kawasan dan lanskap.
Baca juga: Groundbreaking Ke-VI IKN Libatkan Sejumlah Nama Besar Sektor Pendidikan dan Lifestyle
Ketua Bidang Perencanaan Penataan Kawasan dari Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Dwityo Akoro Soeranto menuturkan, multistakeholders terlibat dalam pembangunan infrastruktur IKN.
Menurut Dwityo, mereka bekerja sesuai detail engineering design (DED), ada perencana desain, arsitek, teknik sipil, ada pengendalian pembangunan, dan ada konsultan yang mendampingi untuk mengawasi pekerjaan.
Jadi, tambah Dwityo, walaupun punya basic design, pada saat eksekusi harus sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Baca juga: Mengupas Kecanggihan Bangunan Cerdas Istana Negara IKN
Adapun spesifikasi Istana Negara yang paling menonjol selain bentuknya yang merefleksikan burung Garuda, juga kecanggihan teknologi, serta dinding beton setebal 20 cm, dan kaca antipeluru yang menjadi elemen arsitektural.
"Ini untuk memenuhi standar keamanan dan pengamanan. Karena Istana Negara merupakan obyek vital Nasional yang memerlukan security system yang ketat," imbuh Dwityo.
Konsep keseimbangan bukan hanya pada tampilan bangunan namun juga secara keseluruhan kawasan.
Selain itu, bangunan juga didesain tanggap iklim dan meminimalisasi perubahan terhadap bentuk dan kondisi topografi tapak.
Baca juga: Menengok Apartemen Khusus Paspampres di IKN, Serba Canggih dan Modern
Lantai bangunan Istana Negara dilapisi marmer, parket, dan homogenous tile (HT). Dan khusus lantai lobby, dilapisi marmer hijau Juparana. Sedangkan, marmer Ujungpandang digunakan sebagai pelapis lantai.
Pada sebagian dinding beton, dilapisi kayu ukiran hasil karya seniman dari Pulau Jawa dan Bali dengan craftmanship tinggi, kemudian sebagian dinding lainnya dilapisi anyaman pisang, HT, marmer, granit, dan labradorite.
Tak hanya itu, pada ornamen dinding terdapat artwork dan cat tekstur.
Sementara sebagian pintu-pintu pada bangunan Istana Negara bermaterialkan kayu jati solid, sebagian lagi merupakan pintu anti peluru, dan pintu besi.
Baca juga: Menembus Terowongan Multi Utilitas IKN, Rapi dan Dilapisi Epoksi
Adapun atap bangunan mencakup bitumen dan roof garden. Sedangkan unsur sanitary-nya terdiri dari sanitary VVIP, VIP, dan umum.
Sedangkan penataan lanskap-nya dirancang dengan luas area tanam 109.932 meter persegi, dengan 40 persen tanaman endemik 40 persen, dan 60 persen tanaman non-endemik.
"Hal ini karena IKN dirancang sebagai smart city forest. Jadi penataan lanskapnya pun harus mengacu pada konsep itu," cetus Project Manager Istana Negara dan Lapangan Upacara Eko Arief S.
Selain itu, penataan lanskap juga mencakup 35 jenis pohon dengan jumlah 2.509 satuan tanaman atau Nos, 24 jenis semak (82.948 nos), jenis rumput Zoysia Matrella, granit bakar dan andesit bakar, planter box granit, cat tekstur, serta water feature.
Beralih ke kolom fasad, meliputi 34 pilar dengan sentuhan akhir marmer white tassos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.