Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Arus Mudik 5 April, 6.000 Pekerja IKN Diberangkatkan dari Pelabuhan Semayang

Kompas.com - 06/04/2024, 16:47 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Sebanyak 6.000 pekerja konstruksi Ibu Kota Nusantara (IKN) telah diberangkatkan dari Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Jumat (5/4/2024).

Kepala Kantor KSOP Kelas I Balikpapan Kapten Bharto Ari Raharjo mengungkapkan hal itu kepada Kompas.com, Sabtu (6/4/2024).

"Banyak juga pekerja konstruksi IKN yang menggunakan jasa Pelabuhan Semayang, sekitar 6.000 orang. Tujuan mereka terpecah, yakni Parepare di Sulawesi Selatan, dan Surabaya Jawa Timut," ungkap Bharto.

Sementara sebagian lainnya, menurut Bharto, diberangkatkan melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan dengan pesawat komersial, dan hercules.

Baca juga: Pengguna Tol Balsam Naik12,4 Persen, Lima Hari Jelang Lebaran

Bharto menjelaskan, di Pelabuhan Semayang, puncak arus mudik telah terjadi pada Jumat (5/4/2024) malam dengan total 32.000 orang.

Angka ini meningkat 14 persen dibanding puncak arus mudik pada tahun 2023 lalu. Sementara secara harian atau day to day peningkatannya sekitar 23 persen.

Sementara prediksi pemudik yang berangkat pada Sabtu (6/4/2024) malam ini sekitar 800 orang dalam satu kali perjalanan kapal laut menuju Sulawesi yang dijadwalkan pada pukul 22.00 WITA.

Tak hanya pekerja konstruksi IKN, para pemudik yang pulang ke kampung halaman melalui Pelabuhan Semayang juga memiliki latar belakang beragam.

Mulai pekerja Refinery Development Master Plan (RDMP), pekerja perkebunan kelapa sawit, pekerja pertambangan batubara, dan lain sebaginya.

Calo tiket

Adapun terkait calo tiket, Bharto mengakui, memang masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

Karena hal ini tak terlepas dari budaya atau culture para pemudik yang masih memiliki paradigma "bisa beli tiket di lokasi" atau go show.

Baca juga: Puncak Arus Mudik di Bandara SAMS Sepinggan Dipenuhi Pekerja IKN

"Ini harus dipahami dan diantisipasi karena mengubah culture sangat sulit. Kebiasaan berangkat ke pelabuhan tanpa tiket, karena mereka berpikir pasti ada yang jual tiket," cetus Bharto.

Padahal, saat ini PT Pelni (Persero) dan operator lain telah menyiapkan pembelian tiket yang bisa diakses calon pemudik melalui laman resmi berbasis website dan aplikasi, dan agen perjalanan resmi.

"Nah, mereka yang kerap menjadi korban praktik percaloan itu ternyata bukan orang-orangtua, sebaliknya anak-anak muda. Padahal mereka punya gawai pintar atau smart phone tapi tidak menggunakannya dengan cerdas," cetus Bharto.

Kendati demikian, menurut Bharto, terdapat peningkatan pembelian tiket secara online ketimbang offline.

"Dan tahun ini mudah-mudahan berkurang, kami mengecek kesusuaian antara ID dan tiket. Mudah-mudahan teman-teman pemudik semua komitmen. Kami minta keterangan lebih lanjut, kalau tidak sesuai tidak boleh. Tapi kalau sesuai sementara tidak bawa ID, akan dibantu operator," tuntas Bharto. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com