Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IKN Membawa Cuan dan Kesejahteraan bagi Pemilik Kos-kosan dan Rumah Makan

Kompas.com - 09/02/2024, 05:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Sebelumnya, tak pernah terbayangkan oleh Sahari, ibu kota negara bakal direlokasi dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur.

Bersama sang istri, Sahari yang berprofesi sebagai perangkat Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), menuai keuntungan.

Sejak pemindahan ibu kota negara diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 26 Agustus 2019 lalu, Sahari mencari informasi sekaligus menyigi apa saja yang menjadi kebutuhan dalam proses pemindahan itu.

"Termasuk setinggi apa kebutuhan akomodasi, kuliner, dan lain sebagainya," ujar Sahari dalam perbincangan khusus bersama Kompas.com, Rabu (7/2/2024).

Hingga kemudian dia memutuskan untuk menyulap dua kamar rumahnya menjadi penginapan atau homestay. 

Baca juga: 200 Kamar Hotel Nusantara Dipastikan Terbangun Agustus Ini

Dalam membangun homestay ini, Sahari mendapatkan pendampingan dan pelatihan dari para mahasiswa Politeknik Balikpapan.

"Setelah pandemi Covid-19, kami juga mendapat pelatihan dan pembinaan dari Otorita IKN (OIKN) bagaimana menjalankan bisnis akomodasi ini, mulai dari menangani reservasi, pemasaran melalui media sosial, dan home service macam memasang seprai, melipat handuk, dan lain-lain," ungkap Sahari.

Bisnis akomodasi Sahari yang bertajuk Erlangga Homestay ini pun berkembang, seiring tingginya permintaan fasilitas penginapan.

Awalnya hanya dua kamar yang disewakan, satu atap dengan rumahnya, kini Sahari mampu membangun penginapan baru tiga lantai.

Menariknya, baik dalam menyulap dua kamar menjadi homestay maupun membangun gedung baru tiga lantai tersebut, Sahari sama sekali tidak memiliki utang perbankan.

"Saya menabung. Mengumpulkan uang hasil dari pekerjaan menjadi perangkat desa, maupun hasil pertanian," imbuhnya.

Baca juga: Permintaan Meningkat, Hotel Bintang 5 Baru Hadir di Balikpapan

Tamu bisa menginap di Erlangga Homestay dalam masa tinggal tahunan, bulanan, atau pun harian. Mulai dari Rp 350.000 per malam, hingga Rp 2,5 juta per bulan.

Pertumbuhan fasilitas akomodasi di PPU pasca relokasi IKN diakui Ketua BPD PHRI Kalimatan Timur (Kaltim) Sahmal Rukip, bagai cendawan di musim hujan.

Erlangga HomestayKOMPAS.com/ADITYA MAHENDRA Erlangga Homestay
Akomodasi berbagai jenis dan kelas, mulai dari kos-kosan bedeng, kos-kosan bangunan beton, hotel melati, guest house, hingga hotel bintang satu-dua yang dikemas lebih kekinian, terus bermunculan.

Meski demikian, jumlahnya belum memadai bila dibandingkan permintaan. Kompas.com megalami kesulitan untuk melakukan reservasi penginapan-penginapan yang dipasarkan secara daring tersebut.

Hal ini karena properti-properti tersebut sudah di-book dalam masa bulanan, atau bahkan tahunan.

Baca juga: Didukung Teknologi Augmented Reality, Sumbu Kebangsaan Sisi Timur IKN Tuntas Maret 2024

"Akibatnya, tingkat huniannya bisa mencapai lebih dari 200 persen. Karena selain tamu tetap, juga tamu sementara yang silih berganti datang," ungkap Sahmal.

Dengan kondisi permintaan tinggi namun pasokan terbatas, menyebabkan tarif sewa kamar pun melonjak drastis.

Sebelumnya, kamar-kamar hotel budget dipatok dengan angka rerata Rp 250.000 per malam, kini menjadi rerata Rp 450.000 per malam.

Pelanggan menerus datang

Hal serupa dialami Surip, pemilik rumah makan Jawa dan Riko pengelola rumah makan padang Simpang Tigo. Keduanya menangguk untung dari relokasi IKN.

Rumah makan yang mereka kelola baru berusia hitungan bulan, atau tak sampai setengah tahun. 

Bahkan, rumah makan milik Surip yang dioperasikan bersama anak dan adiknya bukanlah bangunan permanen.

Baca juga: Bisa Dilintasi 2 Arah Desember 2024, Ini Perkembangan Tol IKN Segmen 3B

Namun demikian, omset per harinya bisa sampai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta. Dengan menu rata-rata seharga Rp 25.000 per porsi paket lengkap nasi, lauk, dan sayur (di luar minuman), Suirp mampu menarik minat tamu yang datang terus menerus.

Demikian halnya rumah makan Simpang Tigo yang menyajikan menu andalan rendang dalam sebungkus nasi dengan rerata harga Rp 35.000.

Simpang Tigo pun selalu dipenuhi pelanggan. Bahkan, mereka terpaksa harus memasak dengan porsi luar biasa banyak karena seringkali mendapat pesanan "mendadak" dari Pemerintah Pusat, terutama kementerian-kementerian dan lembaga negara.

Terbaru, mereka mendapat pesanan nasi 1.000 boks dengan menu lengkap rendang beserta telur dadar, sayur dan buah dari Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk diantar ke lokasi IKN pada Jumat (9/2/2024).

Sebelumnya, pesanan ribuan boks juga sering mereka terima tatkala Presiden Joko Widodo meninjau lokasi pembangunan IKN beserta rombongan.

"Alhamdulillah, ini berkah," ujar Riko yang memiliki rumah makan lainnya di kawasan Kutai Kartanagara, dan Samarinda.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com