BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Sejak Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, resmi diumumkan sebagai ibu kota baru Negara Republik Indonesia pada tahun 2019, permintaan akan kudapan ringan khas Balikpapan, amplang, terus melesat.
Lonjakan permintaan terjadi ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai rutin meresmikan groundbreaking pembangunan sejumlah infrastruktur dan fasilitas IKN sejak September tahun 2022.
Baca juga: Kemenko Polhukam Berencana Bangun Sistem Pertahanan Semesta di IKN
Ketua Forum Sentra Industri Kecil Teritip Kota Balikpapan Sri Astuti Wijaya mengungkapkan hal itu saat berbincang khusus bersama Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Menurut Sri, lonjakan permintaan hampir tiga kali lipat. Konsekuensinya, kapasitas produksi pun ditingkatkan.
Hal ini dilakukan, karena selain memenuhi permintaan musiman alias ketika ada kegiatan-kegiatan tertentu seperti kunjungan presiden dan pejabat pemerintahan pusat, kegiatan Hari Besar Keagamanan Nasional (HBKN), libur panjang, juga permintaan reguler dari pasar terutama reseller, toko-toko, dan pelanggan setia.
Untuk memenuhi permintaan dan mendukung kenaikan produksi, Sri pun menambah jumlah karyawan di tempat produksinya menjadi 15 orang.
Baca juga: Dampak IKN, Butuh Upaya Ekstra Kawal Inflasi di Kalimantan
Mereka ditempatkan di bagian produksi termasuk kendali mutu, kemasan, bahan baku, delivery, pemasaran, keuangan, hingga digital marketing melalui platform media masa.
Hal serupa, menurut Sri, juga terjadi pada produsen amplang lainnya yang menempati Sentra Industri Kecil Teritip Balikpapan.
"IKN membuat permintaan terus meningkat. Tak hanya untuk produk amplang, juga kerupuk ikan, dan penganan olahan laut dan pertanian lain macam keripik pisang, keripik singkong, keripik kelor, dan lain-lain," sebut Sri.
Sejak relokasi ke Sentra Industri Kecil Teritip Balikpapan, Sri mendapatkan pembinaan, pelatihan, dan sejumlah peralatan produksi macam cold storage dari Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (KUMKMP) Kota Balikpapan.
Sri pun mendapat transfer ilmu dan teknologi bagaimana mendiversifikasi produk olahan, menjaga dan meningkatkan mutu, dan menjaga produksi agar tetap memperhatikan hiegienitas dan lain sebagainya dalam kerangka memenuhi Quality, Health, Social and Environment (QHSE).
Baca juga: Menuju Daerah Khusus, IKN Akan Menjadi Tandem Jakarta
"Walaupun kami usaha kecil, tapi kami memperhatikan QHSE lho. Di rumah produksi ini kebersihan sangat dijaga. Pengunjung kalau mau lihat rumah produksi harus lepas sepatu, memakai masker," terang dia.
Selain itu, aspek sosial juga dia terapkan dengan menyerap tenaga kerja lokal dan memberlakukan upah lembur jika ada karyawan yang bekerja melampaui jam kerja reguler.
Hingga kini, omzet yang diraup Sri sekitar Rp 150 juta per bulan dari sebelumnya Rp 100 juta per bulan.
Dalam site plan Sentra Industri Kecil Teritip ini terdapat 48 rumah produksi. Sentra industri seluas 6 hektar ini mulai dibangun pada 2017 lalu. Dilengkapi fasilitas gudang, jalan, maupun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), kantor, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Baca juga: Ini Sederet Keuntungan yang Didapat Warga Ber-KTP IKN
Sentra Industri Kecil Teritip ini dibangun untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh. Tujuannya, supaya menjadi landasan yang kuat. Sehingga bisa tumbuh dan berkembang dengan kekuatan sendiri.
Kegiatan di dalamnya digolongkan menjadi tiga klaster yaitu industri kecil, industri mikro dan kerajinan. Selain kegiatan industri, ada juga non industri.
Sebut saja, fasilitas akomodasi, kegiatan komersial dan jasa, perkantoran, galeri dan pusat inovasi, serta kegiatan penunjang lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.