Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk IKN Hasilkan Sampah 250 Ton Per Hari, Ini Penanganannya

Kompas.com - 28/06/2024, 20:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Penduduk Ibu Kota Nusantara (IKN) yang saat ini sebanyak 250.000 jiwa, menghasilkan sampah 250 ton per hari.

Sebagian besar dari sampah yang dihasilkan merupakan sampah organik seperti makanan, dan non organik macam botol plastik.

Timbulan sampah ini di luar dari sampah konstruksi yang sangat bergantung pada progres yang dilakukan selama proses pembangunan.

Lepas dari itu, IKN yang dibangun dengan tujuan menciptakan peradaban baru harus mampu menangani persoalan sampah ini. 

Baca juga: Reforestasi Lahan Kritis IKN Baru 3.000 Hektar dari Total 126.000 Hektar

Salah satu yang difokuskan saat ini adalah mengedukasi masyarakat melalui perubahan gaya hidup.

Di level rumah tangga, edukasi mengenai pemilahan sampah terus dilakukan agar bisa diolah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dengan mudah.

Kemudian di level ruang-ruang publik, reduksi penggunaan botol plastik atau medium-medium lainnya dengan bahan baku plastik terus dilakukan.

Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Myrna Asnawati Savitri mengatakan, strategi penanganan sampah IKN adalah dengan membangun TPST yang saat ini sedang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Fasilitas ini akan melayani wilayah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dan sekitarnya," ujar Myrna, Jumat (28/6/2024).

Untuk diketahui TPST ini menempati area seluas 22,16 hektar, yang terdiri dari beberapa tahap.

Pembangunan TPST 1 berada di KIPP IKN, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang ditargetkan tuntas Desember 2024.

Baca juga: Otorita Finalisasi Draf Pedoman Reklamasi Pasca-Tambang di IKN

TPST 1 dibangun pada satu hamparan lokasi yang sama dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik 1 KIPP IKN.

TPST 1 ini berpotensi dapat mengolah sampah sebesar 74 ton per hari dan lumpur sebanyak 15 ton per hari.

Sementara IPAL yang sudah mulai dibangun berada di tiga lokasi, yakni IPAL 1, 2, dan 3, dengan total kapasitas 5.000 meter kubik per hari, yang juga melayani KIPP IKN.

Skema pengolahan air limbah di IKN menggunakan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR).

Di mana air limbah domestik dialirkan melalui jaringan perpipaan menuju IPAL untuk diolah secara terpadu dengan TPST sehingga menghasilkan influen yang memenuhi persyaratan baku mutu.

Standar dimaksud ditetapkan sebelum tahap daur ulang atau bercampur badan air/sungai, sehingga sejalan dengan prinsip IKN yakni smart forest city.

Baca juga: UPDATE Terkini Kantor Presiden di IKN, Progres 90 Persen

Sarana dan prasarana pengolahan air limbah ini akan memenuhi baku mutu air limbah Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan dalam Basic Engineering Design (BED) dan sesuai visi pembangunan IKN.

IPAL yang terintegrasi dengan TPST bertujuan untuk mensinergikan pengelolaan sanitasi dalam satu lokasi sama.

Lumpur sedimentasi yang dihasilkan dari IPAL 1,2, dan 3 sebesar 15 ton/hari akan di olah di TPST 1, sedangkan residu/sisa pengolahannya akan diurug di Unit Pengurukan Residu (UPR) yang berjarak 14 km dari TPST 1.

Sementara untuk air lindi yang berasal dari TPST 1 akan diolah di IPAL 1 setelah dilakukan pengolahan pendahuluan di TPST 1.

Jajaki kerjasama dengan startup

Selain TPST, tengah dibangun juga Tempat Pembuangan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle (TPS3R) yang bisa dimanfaatkan untuk melayani masyarakat di luar KIPP.

Namun demikian, lanjut Myrna, persoalan sampah ini diutamakan penyelesaiannya dari sumbernya terlebih dahulu, yakni rumah tangga.

Sementara TPS3R diarahkan untuk mulai memperkenalkan green jobs atau lapangan-lapangan kerja baru yang berbasis pada pengelolaan sampah.

Baca juga: Digunakan Jokowi Juli Ini, Kantor Presiden di IKN Terus Dikejar Penyelesaiannya

OIKN sudah mengidentifikasi jenis lapangan kerja berbasis TPS3R ini yang dapat menambah pendapatan warga sekitar.

Untuk itu, OIKN tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan-perusahaan rintisan (startup), termasuk dengan Ciro Waste, asal Kota Balikpapan.

"Kami sedang menjajaki ya, termasuk juga dengan teman-teman Cero Waste, kira-kira peran apa yang mereka bisa ambil. Tapi fasilitasnya kan sudah tersedia," tuntas Myrna.

Pada saat yang sama, Founder dan CEO Ciro Waste Sandy Wijaya menyambut baik inisiatif dari OIKN ini karena akan semakin menggiatkan ekonomi sirkulasi dari pengelolaan sampah di TPS3R.

Sebab, mengutip data Bappenas tahun 2021, potensi ekonomi sirkular dari pengelolaan sampah pada tahun 2030 mencapai Rp 600 triliun.

Baca juga: Sejak 2023, Pemerintah Sudah Bayar Lahan IKN Senilai Rp 2,6 Triliun

"Ini menjadi sebuah potensi nanti melihat IKN serba hijau, warga lokal harus ambil bagian di IKN," ucap Sandy.

Ciro Waste sendiri tengah menyiapkan aplikasi yang bisa diunduh melalui App Store dan Play Store yang bsia digunakan masyarkat.

Dengan aplikasi tersebut, masyarakat tinggal membuka gawai dan melihat jenis sampah yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Kemudian, Ciro Waste akan menjemput sampah-sampah tersebut dan dari pengelolaan itu nanti, masyarakat akan mencapat cuan berupa saldo dalam bentum uang elektronik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com