Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/02/2024, 19:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi kota nomor dua paling diincar investor dan berpotensi mengalami pertumbuhan pesat untuk sektor properti pada tahun 2024 ini.

IKN hanya kalah dari Jakarta, sebagai pusat bisnis dan pemerintahan eksisting yang sudah mature sejak 1957 ketika pembangunan konstruksi fisik mulai bergulir secara masif.

Bermula dari Kawasan Monumen Nasional atau Monas, kemudian Bunderan Hotel Indonesia dengan hadirnya Hotel Indonesia, dan membentuk garis lurus hingga Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan yang dibuka pada 24 Juli Tahun 1962.

Baca juga: Garuda Raksasa Itu Tampak Berdiri Megah di Ibu Kota Nusantara

Dalam menjawab pertanyaan Kompas.com saat sesi pemaparan Jakarta Property Outlook 2024, Rabu (21/2/2024), Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan IKN adalah pengungkit tumbuhnya sektor properti di Kalimantan Timur, khususnya dua kota penyangga Balikpapan dan Samarinda.

"IKN mulai diperhitungkan untuk (pertumbuhan) properti. Ini sangat relevan karena ini program (pembangunan) pemerintah yang sedang diimplementasikan dan terus dikebut," ujar Syarifah.

IKN memiliki magnitude tinggi untuk menarik para investor. Namun magnitude tinggi ini belum dapat dikatakan memengaruhi secara signifikan pertumbuhan properti.

Selain itu, pertumbuhan properti di IKN sangat terkait dengan kegiatan pemerintah. IKN sebagai kawasan baru masih perlu waktu puluhan waktu.

"Masih perlu pembuktian sejauh mana magnitude itu dikelola optimal sehingga berdampak signifikan. Perkembangan kota membutuhkan waktu, termasuk implikasi ke wilayah sekitarnya," papar Syarifah.

Baca juga: TNI AD Turunkan 1.500 hingga 2.000 Personel Dukung HUT ke-79 RI di IKN

Kendati demikian, ketika Knight Frank menyigi para pemangku kepentingan bidang properti, seperti pengembang, konsumen, investor, konsultan, perbankan, pemerintah, dan akademisi memperlihatkan bahwa daya tarik IKN demikian tinggi

"Jadi, memang dampak IKN belum bisa dirasakan secara instan. Mungkin beberapa tahun ke depan. Namun setidaknya saat ini IKN menjadi daya tarik luar biasa bagi pertumbuhan properti di sana. Balikpapan contohnya, yang masuk daftar 10 kota potensial," tambah Syarifah.

Hal senada dikatakan Ketua DPD REI Kalimantan Timur Bagus Susetyo, Kendati pembangunan IKN dilanjutkan, namun Bagus menganggap dampak bagi properti, sektor yang digelutinya selama lebih dari satu dekade, baru bisa dirasakan dalam empat sampai lima tahun ke depan.

Menyusul tuntasnya pembangunan infrastruktur dasar Tahap I IKN dalam jangka 2022-2024, dan 2025-2029.

Baca juga: 12.000 ASN Pindah Bertahap hingga Akhir 2024, Bagaimana Kesiapan Rusun IKN?

Selain itu, relokasi Aparatur Sipil Negara (ASN) secara bertahap mulai Juli 2024 juga ikut memengaruhi permintaan akan properti.

"Jadi, prospek properti ke depan sangat bagus. Selain ASN dan pejabat-pejabat OIKN atau Kementerian lain yang terlibat, kebutuhan properti seperti rumah dan komersial juga akan datang dari investor atau pengusaha atau penduduk luar Kalimantan," cetus Bagus.

Dalam konteks ini, lanjut dia, kota-kota penyangga seperti Balikpapan, Samarinda, Kutai Kartanegara, Bontang, dan lain-lain harus sudah siap mengantisipasi pertumbuhan permintaan hunian ini.

Terlebih jika Jalan Tol IKN yang menghubungkan Samarinda-Balikpapan-IKN terhubung dan terintegrasi, waktu tempuh menjadi lebih pendek.

"Nah, kota-kota harus siap, agar sama-sama maju bersama IKN," imbuh Bagus.

Berikut 10 Kota dengan pertumbuhan properti potensial tahun 2024:

  1. Jakarta
  2. IKN
  3. Bali
  4. Surabaya
  5. Tangerang
  6. Batam
  7. Balikpapan
  8. Tangerang Selatan
  9. Labuan Bajo
  10. Semarang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com