Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mau Kalah dari IKN, Pengelola Benahi Kompleks Stadion Palaran Jadi "Sport Tourism"

Kompas.com - 25/03/2024, 09:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Bangunan-bangunan kusam dengan atap ambrol, berlumut, dan retak, taman ambles di bagian tertentu adalah potret terkini Kompleks Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur.

Kondisi kompleks stadion ini sangat memprihatinkan, dikelilingi semak belukar, tiang pancang stadion tampak kusam berkarat dan lanskap ditumbuhi rumput liar.

Baca juga: Soal Stasiun Sky Train Big Mall Samarinda, Pengelola Belum Dapat Informasi

Demikian pula dengan jalan masuk ke stadion dari jalan utama, yang memakan waktu 10 menit, dipenuhi ruas bergelombang, dan sebagian terlihat berlubang karena sering dilewati truk-truk bertonase tinggi.

Kondisi GOR renang di Kompleks Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024). Sekelilingnya dipenuhi semak belukar, rumput liar, dan ilalang.KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER Kondisi GOR renang di Kompleks Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024). Sekelilingnya dipenuhi semak belukar, rumput liar, dan ilalang.
Padahal, sejak diresmikan untuk perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII 2008, kompleks olahraga ini merupakan yang termegah kedua setelah Kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Tak tanggung-tanggung, pembangunan kompleks olahraga multicabang ini dirancang bertaraf internasional dengan menelan dana nyaris Rp 1 triliun atau tepatnya Rp 800 miliar.

Kepala Seksi Pengelola Kompleks Stadion Utama Palaran dan Sempaja Junaidi mewakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Agus Tianur, menuturkan, pihaknya tengah membenahi Kompleks Stadion yang peresmiannya dilakukan oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Baca juga: Balikpapan dan Samarinda, Dua Kota Penggerak IKN

Konsep pembenahan mengacu pada sport tourism, bahwa kelak yang akan memanfaatkan seluruh venue di Kompleks Stadion Palaran ini tak hanya atlet, melainkan seluruh masyarakat.

Kondisi GOR atau venue cabang olahraga bulutangkis di Kompleks Stadion Palaran, Samarinda, Selasa (19/3/2024). Atap gedung ambrol, cat kusam dan berlumut.KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER Kondisi GOR atau venue cabang olahraga bulutangkis di Kompleks Stadion Palaran, Samarinda, Selasa (19/3/2024). Atap gedung ambrol, cat kusam dan berlumut.
Ini sekaligus membuat kompleks menjadi lebih inklusif. Jika atensi masyarakat beralih ke sini, bukan tidak mungkin akana menjadi pusat perhatian.

"Sehingga diharapkan Pemerintah Pusat melakukan intervensi, tidak hanya untuk Ibu Kota Nusantara (IKN), juga fasilitas-fasilitas di kota-kota penyangga. Pada gilirannya, pembangunan di Samarinda akan sejajar dengan IKN," papar Junaidi kepada Kompas.com, Selasa (19/3/2024).

Lebih lanjut Junaidi menjelaskan, sport tourism yang dimaksud adalah mengombinasikan unsur edukasi, olahraga dan wisata melalui penambahan fungsi.

Baca juga: Dua Hari Libur, Tol Balikpapan-Samarinda Catatkan Peningkatan Lalin

Sebut saja area-area yang dirancang untuk mengakomodasi event-event pameran, bazaar, belanja, konser musik, pendidikan, dan olahraga bersama.

Kondisi venue cabang olahraga panjat dinding di Kompleks Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024). KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER Kondisi venue cabang olahraga panjat dinding di Kompleks Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024).
Kemudian strategi kedua adalah menambah fungsi fun sport and learning semacam arena-arena untuk camping ground, outbound, dan flying fox.

Pembenahan awal yang dilakukan adalah memperbaiki lanskap menjadi lebih rapi, indah, dan nyaman agar masyarakat mau berkunjung.

Untuk merealisasikan penambahan fungsi ini, dibutuhkan dana lebih dari Rp 100 miliar yang sumbernya bisa berasal dari creative financing.

"Selain tentu saja, dari APBD dan juga dana CSR perusahaan serta kas. Pendanaan ini ditanggulangi dulu oleh pengelola," imbuh Junaidi.

Sementara perbaikan Stadion Utama Palaran berikut lapangan bolanya belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan Borneo FC selaku pemrakarsa perbaikan dan pembenahan stadion.

Junaidi memprediksi, anggaran akan jauh lebih besar menjadi sekitar Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar.

Baca juga: Samarinda Siapkan Lima Program Prioritas 2025, Ini Rinciannya

Hal ini mencakup kebutuhan air, listrik, lanskap, jalan, penurunan muka tanah, kursi stadion, papan skor, antisipasi banjir, pengaspalan, dan pengecoran.

Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024). Semak belukar dan rumput liar menghadang jalan masuk stadion.KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024). Semak belukar dan rumput liar menghadang jalan masuk stadion.
Sementara saat ini, biaya operasional harus dibagi dua kompleks stadion Palaran dan Sempaja dengan besaran hanya Rp 25 miliar per tahun.

"Jauh dari kata mencukupi. Makanya kami harus inovatif dan kreatif mencari pendanaan," cetus Junaidi.

Strategi berikutnya yang akan dilakukan, menurut Junaidi, adalah pembenahan kualitas sumber daya manusia (SDM) supaya tanggap, cepat dan tepat mengambil keputusan.

Untuk itu, tegasnya, dia butuh sinergi, kolaborasi, dan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dan Pemerintah Kota Samarinda.

Baca juga: Di Balik Masjid Terbesar Kedua Asia Tenggara, Upah Karyawan Masih di Bawah UMR

Termasuk membebaskan sementara biaya masuk kompleks stadion, agar dapat menarik minat warga. Saat ini, warga harus membayar retribusi Rp 3.000 per orang.

Stadion Utama Palaran di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024). Atap dan tiang berkarat, struktur beton berlumut, dan lanskap dipenuhi ilalang serta rumput liar.KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER Stadion Utama Palaran di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024). Atap dan tiang berkarat, struktur beton berlumut, dan lanskap dipenuhi ilalang serta rumput liar.
Sementara rencana menarik minat exhibitor atau para tenant komersial terus diupayakan, dengan calon 100 konter.

Angka proyeksi pendapatan yang masuk sekitar Rp 120.000 per bulan dari biaya sewa tempat Rp 2,5 juta per bulan.

Audit bangunan

Junaidi menjelaskan, sejatinya pemerintah telah mengusulkan building audit atau pemeriksaan bangunan-bangunan pada tahun 2016 untuk mengetahui tingkat kerusakan stadion.

GOR atau venue cabang olahraga bulutangkis di Kompleks Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024). Kondisi terkini, cat bangunan kusam, sebagian terdapat retakan, atap ambrol, dan dinding berlumut.KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER GOR atau venue cabang olahraga bulutangkis di Kompleks Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024). Kondisi terkini, cat bangunan kusam, sebagian terdapat retakan, atap ambrol, dan dinding berlumut.
Hasil audit menunjukkan bahwa perbaikan bangunan membutuhkan dana sekitar Rp 160 miliar. Hasil audit itu pun tak sepenuhnya dapat ditindaklanjuti karena anggaran tak mencukupi.

Baca juga: Karena IKN, Okupansi Mal Terbesar di Kalimantan Timur Tembus 80 Persen

"Perbaikan yang dilakukan akhirnya sebatas pengecatan Gedung GOR Serbaguna," ujar Junaidi. 

Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan tingkat inflasi, angka proyeksi tersebut tidak mencukupi untuk seluruh kompleks seluas 88 hektar dengan 10 gelanggang.

Di atas semua itu, harap Junaidi, ke depan baik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur maupun Pemerintah Kota Samarinda tidak lagi membangun fasilitas-fasilitas dalam ukuran jumbo dan monumental, jika pemerliharaan dan perawatannya tidak optimal.

"Itu akan sangat mubazir. Manfaatkanlah yang ada dulu. Optimalisasi bangunan eksisting. Fasilitas dengan gedung baru tidak perlu di tengah kondisi seperti saat ini," tuntasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com