Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2024, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Samarinda, sebagai salah satu kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), dan jadi bagian dari superhub Kalimantan Timur (Kaltim), mencatat tingkat inflasi 2,61 persen pada pekan kedua dan ketiga Bulan Februari 2024.

Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Kaltim yang mencapai 2,95 persen, namun lebih tinggi dari angka Nasional yang menembus 2,57 persen.

Ada beberapa komoditas yang naik seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng secara Nasional yang dimungkinkan adanya penumpukan atau tidak lancarnya distribusi antar pulau maupun adanya gagal panen di beberapa provinsi penyedia.

Baca juga: Samarinda Siapkan Lima Program Prioritas 2025, Ini Rinciannya

Namun demikian, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan kota Samarinda Sam Saimun memastikan, pihaknya bersama TPID Kota Samarinda akan terus memantau pergerakan harga-harga tersebut.

"Terlebih, tak lama lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan. Kita harus siap untuk pengendalian Inflasi, terutama pada bahan pokok dengan melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, dan Badan Usaha Logistik (Bulog) untuk melakukan pemantauan secara kontinyu," ujar Sam, dikutip dari rilis, Rabu (21/2/2024).

Sebelumnya, Instruktur Jenderal (Irjen) Kemendagri Tomsi Tohir mengatakan, seluruh stakeholder yang terkait agar selalu fokus pada pengendalian Inflasi agar dapat menghasilkan suatu keputusan yang dapat dilaksanakan.

Hal senada dikemukakan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Kemendagri Pudji Ismartini, secara umum, kabupaten/kota pada minggu ke-3 di Februari ini cenderung mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH).

Pudji merinci, kenaikan IPH di Pulau Jawa mencapai 70,03 persen. Tasikmalaya menjadi kabupaten dengan IPH terbesar secara Nasional mencapai 5,13 persen.

Pudji juga mengungkapkan, untuk wilayah Pulau Sumatera, kenaikan harga tertinggi terjadi di Ogan Komering Ulu Selatan dengan nilai IPH 4,28 persen.

Sedangkan, untuk wilayah luar Pulau Jawa, kenaikan harga tertinggi dialami oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dengan IPH 4,46 persen.

"Dari kenaikan IPH ini, komoditas penyumbang terbesar adalah cabai merah, beras, dan daging ayam ras,” tuntas Pudji.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com