Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2024, 16:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Sejak Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, resmi diumumkan sebagai ibu kota baru Negara Republik Indonesia pada tahun 2019, permintaan akan kudapan ringan khas Balikpapan, amplang, terus melesat.

Lonjakan permintaan terjadi ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai rutin meresmikan groundbreaking pembangunan sejumlah infrastruktur dan fasilitas IKN sejak September tahun 2022.

Baca juga: Kemenko Polhukam Berencana Bangun Sistem Pertahanan Semesta di IKN

Ketua Forum Sentra Industri Kecil Teritip Kota Balikpapan Sri Astuti Wijaya mengungkapkan hal itu saat berbincang khusus bersama Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Menurut Sri, lonjakan permintaan hampir tiga kali lipat. Konsekuensinya, kapasitas produksi pun ditingkatkan.

Hal ini dilakukan, karena selain memenuhi permintaan musiman alias ketika ada kegiatan-kegiatan tertentu seperti kunjungan presiden dan pejabat pemerintahan pusat, kegiatan Hari Besar Keagamanan Nasional (HBKN), libur panjang, juga permintaan reguler dari pasar terutama reseller, toko-toko, dan pelanggan setia.

Produk olahan ikan dan pertanian BDS memenuhi etalase di rumah produksi Sentra Industri Kecil Teritip, Balikpapan, Kalimantan Timur.KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER Produk olahan ikan dan pertanian BDS memenuhi etalase di rumah produksi Sentra Industri Kecil Teritip, Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Kami memang tak menjual langsung kepada para pejabat itu melainkan melalui reseller, toko oleh-oleh, pusat jajanan, pusat belanja dan juga supermarket-supermarket. Permintaan reguler ini saja terus naik setiap tahun, ditambah permintaan khusus dari rombongan di IKN," papar Sri.

Untuk memenuhi permintaan dan mendukung kenaikan produksi, Sri pun menambah jumlah karyawan di tempat produksinya menjadi 15 orang.

Baca juga: Dampak IKN, Butuh Upaya Ekstra Kawal Inflasi di Kalimantan

Mereka ditempatkan di bagian produksi termasuk kendali mutu, kemasan, bahan baku, delivery, pemasaran, keuangan, hingga digital marketing melalui platform media masa.

Hal serupa, menurut Sri, juga terjadi pada produsen amplang lainnya yang menempati Sentra Industri Kecil Teritip Balikpapan.

"IKN membuat permintaan terus meningkat. Tak hanya untuk produk amplang, juga kerupuk ikan, dan penganan olahan laut dan pertanian lain macam keripik pisang, keripik singkong, keripik kelor, dan lain-lain," sebut Sri.

Karyawan BDS Snack tengah mengemas produk olahan ikan di rumah produksi BDS, Sentra Industri Kecil Teritip, Balikpapan, Kalimantan Timur.KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER Karyawan BDS Snack tengah mengemas produk olahan ikan di rumah produksi BDS, Sentra Industri Kecil Teritip, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Sri dengan produk berjenama BDS alias Berdayakan Daerah Sekitar, sejatinya telah menekuni usaha olahan ikan sejak 2004 membuka lapak di Tempat Pengolahan Ikan (TPI) Manggar hingga 1 Juli 2023.

Sejak relokasi ke Sentra Industri Kecil Teritip Balikpapan, Sri mendapatkan pembinaan, pelatihan, dan sejumlah peralatan produksi macam cold storage dari Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (KUMKMP) Kota Balikpapan. 

Sri pun mendapat transfer ilmu dan teknologi bagaimana mendiversifikasi produk olahan, menjaga dan meningkatkan mutu, dan menjaga produksi agar tetap memperhatikan hiegienitas dan lain sebagainya dalam kerangka memenuhi Quality, Health, Social and Environment (QHSE).

Baca juga: Menuju Daerah Khusus, IKN Akan Menjadi Tandem Jakarta

"Walaupun kami usaha kecil, tapi kami memperhatikan QHSE lho. Di rumah produksi ini kebersihan sangat dijaga. Pengunjung kalau mau lihat rumah produksi harus lepas sepatu, memakai masker," terang dia.

Selain itu, aspek sosial juga dia terapkan dengan menyerap tenaga kerja lokal dan memberlakukan upah lembur jika ada karyawan yang bekerja melampaui jam kerja reguler.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com