Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2024, 15:03 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyambut baik rencana  pembangunan kereta berkecepatan tinggi high speed train Trans-Borneo yang diprakarsai perusahaan infrastruktur Brunei Darussalam.

Trans-Borneo dirancang dapat melintasi tiga negara, Brunei, Indonesia, dan Malaysia. Membentang hingga 1.620 kilometer.

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN Mohammed Ali Berawi menegaskan hal itu kepada Kompas.comi, Kamis (4/4/2024).

Baca juga: Puncak Arus Mudik di Bandara SAMS Sepinggan 5 April, Ada 20.282 Penumpang

"Saya menyambut baik rencana pembangunan kereta cepat ini. Bahkan mendukung jika sultan Brunei akan turun langsung mengembangkan jalur konektivitas ekonomi antar negara serumpun ini," tegas Ali.

Dukungan ini diberikan bukan tanpa alasan. Menurut Ali, ketika kereta berkecepatan tinggi dapat menjadi sistem transportasi efisien di tingkat regional bahkan lintas negara, akan memberikan peluang dan manfaat ekonomi dan sosial yang positif.

Sebut saja peluang aksesibilitas yang lebih baik ke pasar regional dan internasional, lapangan kerja, investasi, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Ali juga berpendapat, transportasi yang efisien dapat mengurangi biaya di banyak sektor ekonomi.

Selain itu, juga akan membawa dampak multi-ganda atau multiplier effect bagi penyediaan lapangan pekerjaan serta pengembangan berbagai industri pemasok dan luasnya akses pasar.

Baca juga: Buntut Surat Teguran Penataan dan Ketertiban Sepaku, OIKN Bertemu Komnas HAM

Apa keuntungannya buat Ibu Kota Nusantara (IKN)?

Dengan adanya prakarsa Trans-Borneo ini, menurut Ali, pembangunan IKN akan dapat memberikan dampak percepatan pembangunan wilayah di Kalimantan menjadi lebih masif.

"IKN sebagai global city akan berperan penting dalam pengembangan ekonomi bagi tiga negara ASEAN, Indonesia, Brunei dan Malaysiam" cetus Ali.

Sebagai contoh, pembangunan jalur kereta cepat sejak tahun 1970-an, telah berhasil menjadi salah satu tulang punggu atau backbone transportasi publik yang menghubungkan berbagai negara di Eropa.

Bahkan, China sejak tahun 2000-an telah membangun secara masif industri kereta cepat-nya dan saat ini mengoperasikan lebih dari 40.000 kilometer jalur kereta cepat terpanjang di dunia.

"Hal ini telah berdampak positif dalam peningkatan dan pertumbuhan ekonomi China," ucap Ali.

Baca juga: Berkat IKN, e-Walk dan Pentacity Dibanjiri Pengunjung dan Peritel Menengah Atas

Oleh karena itu, rencana pembangunan jalur Trans-Borneo ini juga semestinya diiringi dengan pengembangan industri produksi kereta cepat dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di ASEAN agar biaya pembangunan dapat lebih efisien dan manfaat pembangunan optimal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com