Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disusun Setahun, Rencana Induk Pengelolaan Kehati IKN Libatkan ADB dan Australia

Kompas.com - 27/03/2024, 16:12 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) Ibu Kota Nusantara (IKN) resmi dirilis di Jakarta, Selasa (26/03/2024).

Rencana Induk Pengelolaan Kehati ini disusun dalam waktu hampir setahun, melalui rangkaian diskusi yang panjang dengan pakar, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), praktisi, beberapa kementerian dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Baseline survei juga dilakukan untuk melengkapi dan melakukan pengkinian terhadap data biodiversitas yang ada di wilayah IKN. Akhir tahun lalu, Konsultasi Publik digelar untuk memaparkan hasil studi.

Otorita IKN (OIKN) melalui Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam melakukan penyusunan ini dengan dukungan Asian Development Bank (ADB) melalui program Sustainable Infrastructure Assistance yang didanai Pemerintah Australia.

Baca juga: Proyek Rp 5 Triliun Pakuwon di IKN, Lolos Kurasi Ridwan Kamil

Rencana induk ini merupakan perwujudan komitmen OIKN untuk membangun kota hutan berkelanjutan yang mengedepankan perlindungan dan pengelolaan yang baik terhadap keanekaragaman hayati.

Hal ini sejalan dengan perintah dalam Instruksi Presiden mengenai pengarusutamaan kelestarian keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, juga sebagai kontribusinya terhadap target perlindungan keanekaragaman hayati dunia sebagaimana diperjuangkan melalui Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (GBF) 2022.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menuturkan, pihaknya berkomitmen mendukung kampanye global pengendalian perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan dan keanekaragaman hayati.

Dokumen ini menunjukkan langkah konkret OIKN untuk melindungi dan mengembangkan keanekaragaman hayati karena Kalimantan punya keanekaragaman hayati yang luar biasa.

Baca juga: 440 Spesies di IKN Terancam Punah, Ini Upaya Otorita Mengatasinya

"Kami juga terbuka dengan saran dari teman-teman dari seluruh dunia untuk mewujudkan best practices pembangunan berkelanjutan,” ujar Bambang.

Perwakilan ADB Renadi Budiman menambahkan, ADB terlibat dalam perjalanan mewujudkan dokumen ini.

"Kami akan mendukung kolaborasi para pihak, termasuk dengan masyarakat lokal, LSM dan sektor swasta. Dokumen ini adalah awal dari kerja kolaboratif ini," imbuhnya.

Sementara itu, Duta Besar Penny Williams menjelaskan berbagai dukungan Pemerintah Australia terhadap IKN.

“Dokumen rencana induk ini memberikan arahan yang jelas dalam mengkonservasi keanekaragaman ekosistem untuk menghantarkan Indonesia menjadi kota berkelanjutan dunia," ungkap Penny.

Baca juga: Tahun Ini, Pemerintah Siapkan Dana Rp 39,3 Triliun untuk IKN

Rencana Induk Kehati IKN menetapkan arah kebijakan, program, dan target untuk melindungi keanekaragaman hayati di IKN selama lima tahun mendatang (2024-2029).

Dokumen ini merupakan langkah awal dalam menentukan fundamental dari kota hutan IKN saat memasuki tahap ketiga pembangunan, serta penting untuk pencapaian target 2030 Kunming-Montreal GBF.

Perlu diketahui, IKN merupakan bagian dari hotspot keanekaragaman hayati di Indonesia dengan tingkat endemisitas tinggi.

Pada dokumen ini dituliskan data ekosistem tersisa, habitat dan spesies, serta 7 program perlindungan Kehati dengan harapan akan mewujudkan Nature Positive di IKN melalui semakin meningkatnya populasi dan jenis dari biodiversitas pada tahun 2030.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com